Subscribe Us

header ads

Sayup-sayup Hembusan Angin Kerinduan

Hidup ini bagaikan gelombang yang tiada pernah henti bergerak mencari dermaga untuk berlabuh. Tak satu orang pun yang mengetahui rahasia Tuhan dibalik peristiwa dalam kehiduan ini, kecuali kekasih-Nya yang mendapatkan hidayah dan petunjuk. Begitu pula dengan kekakuaan dan kebekuan jiwa ini, seperti terpenjara dalam salju yang berselimutkan dingin membasahi sekujur tubuh ini.

Dari sekian napak tilas yang telah kujalani, aku sungguh sangat sadar bahwa jalan yang kulalui ini begitu licin dan penuh dengan krikil, dan jika kurang waspada dan hati-hati maka kehancuran dan akan terjungkal pada lembah kenistaan, tetapi semua ini tetaplah harus dijalani dan bukanlah suatu alasan untuk menghentikan langkah, menuju impian yang berkah. Barangkali dengan menyelami dunia tinta, banyak emas-emas kebahagian yang bisa kudapatkan. Inilah fakta selalu berbeneturan dengan hitam dan putih, baik dan buruk, surga dan neraka, semuanya adalah kesatuan yang utuh sebagai ujian kesabaran dan ketulusan terhadap Tuhan yang esa.

Angin dengan lembut berhembus disela-sela rintik hujan, tetapi semua sudah terjadi dan tak perlu untuk disesali, hanya saja dijadikan sebuah cermin untuk melihat kembali yang sebenarnya terjadi. Disinilah kemudian keinginan dan harapan masih belum terjawab dalam kehidupan yang sesungguhnya.

Jiwa ini sedih, kalut, sakau dan bercampur menjadi satu jilid, semuanya tak terbantahkan dan harus dijalani dengan sabar dan ikhlas, karena sesungguhnya Tuhan selalu memiliki kehendak tanpa sepengetahuan manusia yang papa ini. Maka hidup ini harus terus bergerak dan berjalan dengan bekal kebesaran hati untuk meraih impian.

Sungguh teramat risih, sekaligus menyedihkan, ketika orang-orang sekitar selalu menanyakan, “kapan menikah? Siapa calonnya? Aku pun tak mampu menjawab dengan penuh kepastian, karena aku bukanlah sang penentu, maka aku hanya bisa menjawab, InsyaAllah segera! Namun batinku berkata, aku pasti bersanding dengan belahan jiwaku! Tetapi dengan siapa? Aku pun tak tahu? Entahlah!!

Setiap kali pada sujud sembahku, kulantunkan sebait doa, memohon dengan sangat agar pasangan jiwa ini segera hadir untuk menyatukan emosi, pikiran, hati dan berbagi dalam satu naungan dalam mihrab keihlasan cinta untuk saling berbagi. Tanpa terasa dalam sujud sembah butir-butir derai air mata menjadi saksi dalam setiap permohonan yang tiada henti selalu kedendangkan..

Aku ini bukanlah sedang putus asa dan pasrah pada suatu keadaan, tetapi semua ini adalah sebuah proses mencari kesempurnaan jiwa untuk saling berbagi dan melengkapi satu sama lain. Barangkali apa yang menjadi keyakinan tentang dirimu adalah bunga terakhir yang dipersembahkan Tuhan sebagai bentuk lantunan untuk mengisi ruang-ruang kosong yang hampa, sehingga kehadiranmu kembali menghidupkan kematian dalam lubuk jiwa.

Begitu mahalnya cinta yang kujalani, sehingga penantian panjang dalam ruang kegelisahan selalu memicu kerinduan yang setiap saat berhembus dan menyatu dengan bayangmu.

Posting Komentar

0 Komentar