Belajar dengan mendengarkan akan lupa, 
Dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, 
Dengan
 cara mendengarkan, melihat dan mendiskusikan dengan masyarakat lain 
akan paham, Dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan 
memperoleh pengetahuan dan keterampilan, 
Apa yang saya ajarkan pada yang lain, saya menguasai.
(Silberman)
sumber gambar : khotbahjumat.com
Manusia
 ada yang mengatakan adalah penanya dan makhluk yang bias bicara, dari 
sinilah kemudian berjuta-juta lembar cerita mengisi tiap-tiap sudut alam
 semesta. Bersama pikiran, pemikiran, dan perasaan yang tak bisa 
terpisahkan satu sama lain, dimana ada bunga disitulah sang kumbang 
pasti akan mendekati, begitu pula cahaya itu akan masuk pada setiap 
celah dalam ruang-ruang yang hampa.
Kita
 ini adalah hamba yang sangat tidak pantas untuk melakukan eksploitasi 
dan penguasaan-penguasaan terhadap sesame, tetapi bahwa manusia sebagai 
mandataris Tuhan, tentu aturan-aturan yang semestinya dijalani, maka 
itulah sebuah kewajiban, untuk mendapatkan hak-hak kita.
Barangkali
 tulisan ini kurang begitu menarik untuk dibaca, tetapi awal dari 
tulisan ini berangkat dari seringnya penulis merasa bingung. Situasi ini
 saya rasa sangat perlu untuk didiskusikan bersama-sama mengenai 
berbagai macam pertanyaan yang tiba-tiba muncul dikepala, mulai dari 
pertannyaan yang ringan sampai pada pertanyaan yang berat. Pada 
sejatinya semua manusia dalam proses menuju,…entah tujuan tersebut 
bersifat positif ataupun negative, kembali lagi, tergantung pada 
niatnya. Dalam kehidupan ini Jika ada awal, pasti akan ada akhir, jika 
ada hidup, pasti ada kematian, jika ada Tuhan pasti ada yang dituhankan,
 jika ada problem tentu ada jalan keluarnya, jika “Ada”, pasti muncul 
“tiada”.
Sekedar
 berbagi cerita, bahwa penulis semenjak masih dibangku Mts, MA, sudah 
sangat dekat dengan yang namanya dunia fiksi atau dunia sastra, dan 
masih sangat terngiang ditelinga ketika salah satu ustadz memberikan 
petuahnya,..wahai para santri yang budiman, ingatlah bahwa dunia seni, 
dunia filsafat perbedaannya setipis kulit bawang!!!apa maksud sang 
ustadz memberikan pesan bahwa dunia seni dan filsafat setipis kulit 
bawang, eh ternyata setelah berada dibangku kuliah, penulis
 setiap hari dihadapkan dengan yang namanya pemikiran yang tak lain 
mengenai filsafat…sempat kacau dan ngak karu-karuan pikiran ini!!!memang
 benar ternyata bahwa filsafat dan dunia seni, khsususnya sastra sangat 
dekat dengan filsafat dan cukup tipis pula perbedaannya. Maka disinilah 
sebetulnya pertautan antara logika, etika, dan estetika, Oleh karenanya mari kita bahas bersama-sama mengenai ketiganya.
Logika
Apa
 sebetulnya logika itu? Disini tentu banyak pemikiran dan persepsi dari 
beragam kepala yang memnculkan beragam pula jawabannya, tergantung 
sejauh mana dan sedalam apakah kita menjangkau suatu pemikiran. Alam 
pikiran manusia merupakan anugerah yang terindah diperuntukkan oleh 
Tuhan terhadap manusia, dan digunakan untuk melakukan aktivitas 
berpikir, yang menghasilkan pemikiran atau buah yang bisa dinikmati oleh
 siapa saja, terlepas apakah buah itu positif yang cukup enak untuk di 
kunyah, atau justru sebaliknya, tergantung kita atau siapa yang 
mengunyahnya.
Dari
 hasil omongan kecil dengan temen-temen, bahwa, logika itu adalah benda 
kasar yang siapapun bisa menjangkau, dalam artian bahwa logika selalu 
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat rasional atau masuk akal, dan 
mampu untuk dijangkau. Tetapi pada sisi yang lain, bahwa logika tidak 
mesti selalu berhubungan dengan hal-hal yang bersifat rasional atau hal 
yang bersifat nyata, buktinya adalah bahwa masih banyak anak manusia ini
 yang terus melakukan pencarian dengan memakai logika, misalnya 
Descartes mengatakan “aku berpikir, maka aku ada” versi yunani “Cogito 
Embargo Sum”. 
Ketika
 seorang Sufi menyatakan bahwa logika adalah pintu pertama sebagai 
aktivitas berpikir, maka disini tidak bisa kemudian kita nafikan adanya 
logika ini sebagai anugerah yang mulia keberadaannya, sehingga dengan 
adanya logika kehidupan ini benar-benar bisa kita rasakan sebagai sebuah
 kenyataan dalam kehidupan.
Kerangka dari pemikir, pikiran dan berpikir adalah:
1. Pemikir : orang yang meletakkan akal dipikirannya.
2. Pikiran : segala sesuatu yang ada dialam semesta ini dimulai dari pikiran
3. Berpikir : menganalisa
Kerangka
 pemikiran manusia yang dihasilkan dari logika pasti akan mengarah pada 
dua hal kepastian, pertama akan menghasil buah positif dan yang kedua 
akan menghasilkan buah negative. Buah pertama akan menagarah pada 
tindakan positif dan menghasilkan nilai positif, sementara pada buah 
kedua akan menghasilkan tindakan negative dan akan memunculkan nilai 
negative, kembali lagi seperti apa peran logika akan mengarahkan pikiran
 itu untuk menghasilkan buah yang manis dan nikmat. Sebenarnya penulis 
masih belum tuntas ketika membahas mengenai logika dan 
perangkat-perangkat lunak yang terus melakukan aktivitas secara continue
 dan tidak pernah mengenal batas ruang dan waktu dimanapun kita berada.
Etika
Keberadaan
 logika yang merupakan anugerah dari Tuhan yang esa memiliki kekuatan 
dan kemampuannya masing-masing dalam proses menata kehidupan ini, 
sehingga terbentuklah kebiasaan-kebiasaan yang kemudian menjadi 
seperangkat aturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, baik 
yang tersurat maupun yang tersirat.
Budaya
 timur, wabil khusus bangsa Indonesia ini, masih sangat kental dengan 
adat istiadatnya yang masih berbegang teguh pada prinsip-prinsip 
kesopanan dan kesantunan. Bahkan dalam panggung politik pun hal tersebut
 masih sangat kental digunakan, walaupun tidak bisa kita pungkiri bahwa 
situasi dan kondisi zaman ini mulai ada pergeseran, tetapi adat 
ketimuran masih sangat kenatal adanya.
Ketika
 berbicara mengenai Etika, ini merupakan bagian dari hasil etika yang 
termanifestasikan dalam tatacara kehidupan. Disinilah sebetulnya apa 
yang disebut dengan nilai dalam melakukan tindakan apapun. Maka disini 
bergantung pada kualitas dan keteguhan pribadi untuk memegang 
prinsip-prinsip yang diyakini kebenarannya datang dari Tuhan.
Dalam
 kehidupan nyata etika ini orang awam seperti penulis memaknai, 
memahami, dan mempersepsikan bahwa etika itu sangat erat kaitannya 
dengan tatakrama, baik dalam hubungan social dalam masyarakat, tatakrama
 dengan alam semesta, bahkan tatakarama dengan Tuhan, semuanya memiliki 
nilai, baik yang tampak maupun yang abstrak.
Barangkali
 ketika Muhammad sebagai utusan Tuhan ditanya, dalam rangka apa engau 
Muhammad diutus oleh Tuhan ke muka bumi ini, maka Muhammad menjawab “aku
 hendak menyempurnkan akhlak dimuka bumi ini” redaksi bebasnya seperti 
itu, maka kalau kita lihat dari sudut pandang Ajaran Islam, bahwa 
Muhammad sedang ingin membenahi perilaku jahiliyah yang pada waktu itu, 
perilakunya sudah tidak manusiawi lagi.
Tatakrama
 atau etika adalah bentuk nilai yang dihasilkan oleh perilaku kita 
sebagai manusia, tentu saja perilaku tersebut masih dinakhkodai oleh 
akal pikiran kita, sementara akal pikiran yang lebih banyak sisi 
negatifnya, masih tetap dipandu oleh hati nurani, yang selalu mengatakan
 jujur pada diri kita sendiri, tetapi pikiran selalu akan melakukan 
strategi-strategi untuk melakukan hal-hal yang negative, sementara 
ketika pikiran dan hati memiliki niat yang buruk, dan bertentangan 
dengan perilaku baik, sebetulnya tingkah laku tersebut hanya sebagai 
topeng untuk mengkelabui orang lain, oleh karenanya jangan tertipu oleh 
penampilan, ataupun oleh niat buruk yang dibungkus oleh perilaku yang 
baik.
Estetika
Estetika
 adalah suatu keindahan yang sangat bernilai tinggi, estetika ini sangat
 erat kaitannya dengan dunia seni, tetapi apakah kemudia lukisan 
telanjang tanpa sehelai benangpun, bisa kita kategorikan sebagai 
estetika?? Atau hal-hal yang indah tetapi masih bertentangan dengan 
nurani apakah juga masuk kedalam ranah estetik. Lagi-lagi ini semua 
kembali pada adat-istiadat, atau seperangkat aturan yang tidak tertulis,
 tetapi tersirat dengan jelas dalam suatu masyarakat. Artinya 
nilai-nilai keindahan tersebut tidak semuanya bisa disepakati oleh 
masyarakat kita, apalagi nilai-nilai estetika yang bertentangan dengan 
keyakinan.
Sesungguhnya
 Tuhan itu maha indah dan menyenangi keindahan! Hati dan pikiran 
seringkali bertanya, seperti apa keindahan yang disukai oleh Tuhan, 
apakah seperti hotel pencakar langit yang penuh dengan kaca, dan 
memantulkan cahayanya sehingga menyebabkan bumi semakin memanas!! Atau 
keindahan seperti pantai dengan nilai-nilai eksotik penghuninya!!!?
Estetika
 ini, sebenarnya merupakan anugerah yang diberikan Tuhan. Tetapi manusia
 memiliki keterbatasan-keterbatasan menafsirkan estetika ini dalam 
bentuk dunia nyata maupun dunia fiksi. Kalau orang sufi, keindahan dan 
kenikmatan tertinggi adalah bertemunya ruh dengan Tuhannya. Para filosof
 mengatakan keindahan dan kenikmatan itu ketika logika selalu 
memancarkan ide-ide kreatif, dan seniman juga akan berkata berbeda bahwa
 keindahan atau estetika itu dalam bentuk dunia nyata, adalah lukisan 
alam dalam bentuk kebebasan untuk mengekspresikan. Saya rasa semuanya 
benar, tetapi penulis masih dilanda kebingungan…dengan banyaknya 
pertanyaan yang masih memiliki teka-teki yang belum terjawab!!..akhirnya
 hanya bisa berkata, saya pusing…!?
Kalaupun
 hidup dan kehidupan ini adalah sebuah perjalanan, tentu ada tujuan yang
 ingin dicapai sebelum berakhir dengan kematian. Ada pepatah yang 
mengatakan, “gajah mati meninggalkan gadingnya, manusia mati meninggalkan kebesaran namanya” apakah masih berlaku!!tergantung yang mau mempercayainya. Karena kenyataan dan hayalan beda-beda tipis keberadaannya!!.
Banyak
 orang mengatakan bahwa Ujung dari pencarian itu adalah kebenaran. Dan 
kebenaran yang absolute adalah Tuhan itu sendiri sebagai puncak 
kenikmatan, tetapi dalam perjalanan itu banyak hambatan dan godaan 
sebagai ujian ataupun cobaan, siapa yang kuat dan bisa menjawab ujian 
tersebut, maka ia akan sampai, siapa yang tidak kuat, maka ia akan 
terperangkap dalam kenikmatan yang bersifat sementara, dan melupakan 
sesuatu yang akan ditinggalkan untuk menjadi kenangan abadi bagi 
generasi penerusnya. Semoga kita masih bisa meninggalkan kenangan yang 
manis untuk generasi selanjutnya.

0 Komentar