Banyuwangi - Ratusan pekerja seks komersil dan mucikari, ramai-ramai mendatangi
gedung DPRD Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (20/3/2013). Mereka
menolak pembubaran lokalisasi di daerah itu.
Para pekerja seks
komersial (PSK) berbagai umur itu membawa poster, yang isinya menentang
pembubaran lokalisasi. Mereka juga menyatakan program alih profesi asal
jalan, tidak kena sasaran.
Siti Aminah, salah satu PSK yang ikut
berdialog dengan pimpinan DPRD, mengatakan, selama lokalisasi dibubarkan
ia kehilangan pekerjaan. Modal kerja yang dijanjikan pemerintah daerah
tak didapatkan.
Pengawasan terhadap kesehatan reproduksi, menurut
Hendras Pujiyuwono, dari Gerakan Pejuang Rakyat Banyuwangi juga sulit
dilakukan, termasuk potensi penularan HIV/AIDS, sebab para PSK kini
tersebar. Padahal jumlah penderita HIV/AIDS di Banyuwangi sudah
mencapai 1.367 jiwa.
Suminto, anggota komisi A DPRD Banyuwangi,
mengatakan, program pengentasan PSK memang tak bisa dilakukan dari satu
sisi saja yakni ekonomi, tetapi harus juga memperhatikan persoalan
sosial di antaranya adanya trafficking, kekerasan dalam rumah
tangga, kesehatan dan faktor lain. Karena itu jika benar-benar ingin
mengentaskan PSK, harus dilakukan secara total.
Wakil Ketua DPRD
Banyuwangi, Ruliyanto, yang memimpin sidang pun memutuskan untuk
mempertemukan para PSK dengan pemkab, untuk membahas persoalan tersebut
pada Senin mendatang. Diharapkan dialog tersebut bisa memecahkan
persoalan.
Editor : fj.bahron