Subscribe Us

header ads

Yang Kudambakan

Meniti jalan...

Penuh dengan sesak dan nafas-nafas yang berserakan...

Aku hanyalah seorang hamba, yang tak pernah lelah berdoa untuk mendamba...

Dalam sehelai nafas kerinduan, aku titip salam pada ilalang yang bergoyang...

Diarena perang ini...

Bukan kepasrahan sebagai tanda keputus asa-an..

Bukan pula menyerah pada kenyataan yang hinggap tanpa di undang...

Dimanakah engkau, tempat bersemayam rinduku yang abadi...

Tak pernah kusesali, walau kebencian itu memuncak gunung...

Hanya saja goresan luka berbalut kanvas, menjadi lukisan indah yang tak pernah selesai...

Mungkin saja seiring nafas dikandung badan...

Langkah itu tak akan pernah berhenti, menjemput sang bidadari...

Dengan kereta rindu yang membisu....






Posting Komentar

2 Komentar

  1. kok makin milankolis bang tulisannya ,..hehe

    BalasHapus
  2. ia melankolis....hanya ingin bercinta dengan Tuhan, tetapi ilmunya masih belum memadai...

    BalasHapus