Subscribe Us

header ads

Curahan Hati seorang Kader (AKU, CAK NUR DAN HIMPUNAN)


Cak nur aku ingin berbagi dengan mu,.aku ingin berbagi prihal HMI pada mu, boleh kah ? baiklah jika boleh aku ingin memulai dengan berkata bahwa aku salah satu dari ribuan orang indonesia yang mengagumi mu. Jika pengagum gus dur sebutannya gusdurian, maka aku tidak tau sebutan apa bagi pengagum mu, tapi itu tidak lah penting untuk di bahas disini cak.

Nama mu selalu diperbincangkan dalam setiap pelatihan formal HMI,LK 1,LK 2 ,dan LK III,tiap diskusi yang di selenggarakan pengurus komisariat,cabang,badko hingga PB HMI hampir tidak luput dari apa buah pikiran mu yang dalam itu,mereka menjadikannya sebagai referensi utama. Seolah jika mereka merujuk pada yang engkau katakan merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi mereka.apalagi hingga saat ini NDP (nilai dasar perjuangan) masih tetap di jadikan materi wajib pada tiap pelatihan HMI. Masih belum ada yang bisa merumuskan satu gagasan yang seperti itu untuk dijadikan sebagai plat form gerakan HMI di masa yang akan datang. Hal itu bukan tidak pernah dicoba oleh kader-kader mu yang tersebar di se-antero pelosok negeri ini. Tapi belum berhasil untuk menggantikan NDP versi mu cak.entah aku juga tidak paham, hasil pemikiran mu yang disebut NDP itu terlalu sakral bagi kader HMI untuk diganti dengan yang baru atau belum ada  kader yang bisa membuat NDP baru sehingga NDP yang kau buat masih relevan bagi kader  HMI saat ini meskipun aku menemukan antara paragraf yang satu dengan yang lain kadang tidak berkesinambungan, sehingga kader mu yang baru masuk di HMI bahkan pengurus pun yang telah lama merasakan pahit manisnya HMI harus mengerutkan dahi ketika berhadapan dengan NDP.

Saat ini kader HMI tidak banyak yang mengikuti jejak mu cak, yang mengabdikan diri dan pikirannya buat negeri. Dan yang paling naif banyak yang menjadikan HMI sebagai alat untuk mendapat akses kekuasaan dan uang.semuanya berada dibalik topeng “perjuangan” namun nyatanya yang mereka inginkan hanyalah kuasa dan sedikit pengakuan.\

Cak nur, HMI kini bukanlah HMI mu yang dulu. Kader saat ini orentasinya uang dan kekuasaan meskipun juga banyak kader yang tetap berpegang pada misi HMI. Bagi mereka yang aku sebut kader benalu negara HMI hanyalah bagian dari alat untuk meraih apa yang mereka inginkan. Bukankah HMI tidak didirikan buat nafsu birahi untuk mendapat pengaruh dan kekuasaan, bukan begitu cak nur ?

Oh ya cak , belum lama ini terjadi kenaifan, keironisan diatas semua kenaifan yang telah aku ceritakan pada mu. Biar aku juga seritakan pada mu cak nur..beberapa bulan yang lalu saat palestina kembali diserang oleh israel banyak masyarakan indonesia yang berempati dan simpati atas kejadian tersebut tidak terkecuali kami mahasiswa yang tergabung dalam himpunan mahasiswa islam cabang jember alhamdulillah masih diberi rasa peduli oleh tuhan untuk membantu mereka,meskipun kadang kami lupa banyak isu-isu sosial yang tidak kami sikapi dengan baik dan terlibat didalamnya. Cabang jember saat itu mengadakan penggalangan dana untuk korban kekejian israel terhadap penduduk palestina. Lumayan banyak uang yang kami kumpulkan saat itu hasil dari penggalanagn yang kami laksanakan selama 2 hari. Hasil dari dana yang terkumoulkan kemudian akan disalurkan kepada korban di palestina. Pasca penggalangan dana tersebut tidak lama ini kami mendengar  bahwa dana hasil dari penggalangan bersama tersebut tidak disalurkan untuk membatu korban palestina melainkan digelapkan oleh oknum pengurus cabang jember. Saya merasa malu cak, sudah segitu parah kah kader HMI sekarang,matanya,hatinya telah dibutakan oleh materi yang sedikit itu hingga sampai tega hati  mengambil yang seharusnya mereka salurkan pada mereka yang sangat dan sangat membutuhkan. Cak ,sejarah macam apa yang akan kami ceritakan pada generasi kelak jika seperti itu. Apakah kami harus menutupinya dengan cerita pencitraan belaka pada mereka dengan sejarah yang sengaja kami buat sendiri lewat kata,kalimat yang manis dan sedikit motivasi bahkan propaganda kami yang kami produksi sendiri, padahal itu bukanlah suatu kebenaran. Perlukah kami memberitahu mereka kebobrokan kader himpunan generasi kami saat ini

Masih banyak masalah yang ingin aku tumpahkan dan meminta wejangan mu cak,.mungkin lain waktu kita dapat sambung kembali ,.insyaallah dengan topik yang sama prihal HMI

Cak ,beberapa buku mu telah aku baca namun pemahaman ku amatlah sedikit dengan apa yang kau tulis pada setiap buku mu yang sarat dengan logika yang tajam, tidak hanya itu pengetahuan mu tentang islam sangatlah dalam.itulah yang aku tangkap dari sosok Nur khalis madjid sejak LK 1 yang diselenggarakan  cabang jember.

Aku belum bisa seperti mu cak “menyamai pengetahuan, dan kedalaman ilmu agama” yang ada pada dirimu. 

Penulis : Ahmad Efendi
Mahasiswa STAIN Jeber
Jurusan Dakwah 
Semester VIII
Aktif Di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sunan Ampel


Posting Komentar

1 Komentar

  1. masukan dan kritik, kami tunggu dari para pembaca yang budiman...Salam sejahtera

    BalasHapus