Kita sebagai seorang hamba, seringkali terjebak dalam egoisme yang hampa, entah dimana pengakuan itu harus aku tumpahkan, dibalik tumpukan dosa yang menjadi butiran-butiran air mata, kemana lagi kaki ini akan berkelana dan bersembunyi dibalik jubah hitam-Mu.
Kusemayamkan rinduku, diantara indahnya kematian yang setiap saat menjemput. kusujudkan keningku pada jemari alam yang setia menjadi teman pelipur lara, hingga detik yang bergerak tersipu malu akan keindahan dan pesona-Mu..
Barangkali keluhan yang menjadi sesal teramatlah tiada guna, selama perjalanan panjang ini menuai kata dan torehan luka pada setiap sisi yang terpandang. mungkin saja jiwa yang beku ini mampu mencair dengan asma-Mu yang penuh dengan ketakjuban.
Syukur hamba hanyalah setetes tanpa harga, yang kusadari penuh dengan bolong-bolong yang setiap saat ku upayakan untuk menyulamnya dengan sebait permohonan.
Sadarlah bahwa dibalik jubah hitam itu, penuh dengan misteri yang perlu untuk disingkap, kalaupun semua itu menjadi tabir yang menghalangi kemesraan kita, maka komohon bukalah dengan cinta dan kasih sayang-Mu.
Jubah hitam yang menjadi penutup auratmu adalah pesona yang tak dapat aku hindari, sebab keinduan yang mengkristal, sudah bagaikan buh yang mengapung dilautan kefanaan, tetapi semuanya akan menjadi indah dikala kita menyanggupi untuk membangun kembali bahtera kerinduan yang menjadi hampa.
Aku berkelana dibalik misteri yang tak terungkap, sebab jiwaku masih berselimutkan salju....yang pada akhirnya akan sampai pada titik kesucian, dimana perjumpaan yang indah untuk mencairkan kerinduan yang mengkristal dalam jiwa.
0 Komentar