Subscribe Us

header ads

Susilo Bambang Yudhoyono Merangkap 2 Jabatan Sekaligus



Kongres Luar biasa yang ditutup tadi malam, telah mengantar Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab dengan sebutan SBY menjadi ketua umum partai, melanjutkan kepemimpinan Anas Urbaningrum yang lengser karena terjerat kasus korupsi proyek wisma Hambalang.

Partai yang berkuasa selama dua periode ini diakui ataupun tidak , masih memiliki fondasi yang kurang kuat, apalagi partai demokrat yang awalnya sebagai partai bersih dan memiliki niat untuk membersihkan para koruptor, justru diInternal partai sendiri yang banyak penghuni koruptornya, sehingga elektabilitas partai menurun drastis, dan menjadikan partai ini trust_nya anjlok dimata masyarakat.

hasil beberapa survey yang dirilis antara bulan Februari-Maret 2013. Lembaga Survei Nasional (LSN) dalam surveinya yang dilakukan antara 26 Februari sampai 15 Maret 2013 menyebutkan, partai yang dianggap paling korup oleh responden, tertinggi Partai Demokrat, 70,4 persen. Elektabilitas Partai Demokrat hanya  4,3 persen, sementara dua partai papan atas tetap bertengger diatas, PDIP memimpin dengan 20,5 persen; peringkat kedua Partai Golkar 19,2.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI), merilis  hasil surveinya  1-8 Maret 2013, dimana  elektabilitas Partai Demokrat 11,7 persen, sementara Golkar 22,2 persen, PDIP 18,8 persen. Sementara  Lembaga Survei Jakarta (LSJ) yang melakukan survei  pada 9-15 Februari 2013, merilis hasilnya, dimana  elektabilitas Partai Demokrat 6,9 persen,  Golkar dengan perolehan tertinggi sebesar 18,5%, dan PDIP 16,5%. baca selengkapnya : http://politik.kompasiana.com/2013/03/31/-sby-menjadi-ketum-dimanfaatkan-atau-memanfaatkan-547201.html

Sementara itu yang menjadi “PR” besar selama pemerintahan SBY, adalah mengembalikan citra partai untuk mendapatkan kembali simpati rakyat yang telah mengantarkan SBY menjadi presiden RI 2 periode. yakni pada pemilu tahun 2009 dan 2004. Citra yang harus dikembalikan SBY adalah mengembalikan Trust rakyat dan simpati rakyat seperti tahun-tahun sebelumnya, Baca juga: http://politik.kompasiana.com/2013/03/30/menimbang-baik-dan-buruk-sby-jadi-ketum-demokrat-546557.html

Pemilu tahun 2014 tinggal satu tahun setengah. pada hari ini sudah ada 12 partai yang akan berlaga untuk memperebutkan RI 1, sementara partai demokrat dengan ketum baru yang merangkap jabatan menjadi seorang kepala negara, apakah memungkinkan menjadikan partai penguasa ini kembali seperti semula? atau sudah ada pertimbangan dan strategi baru untuk memenangkan partai yang pada konstek saat ini terkesan monarki ini.

Penulis rasa, bapak SBY akan kewalahan menghadapi segudang problem, baik persoalan partai, maupun persoalan negara ini. SBY juga manusia biasa, dan kami kira konsentrasi SBY akan terpecah menjadi dua. pertama SBY bertindak sebagai kepala negara dengan berbagai program yang harus mengurus rakyat, memulihkan ekonomi yang kurang stabil, dan menjadikan negara ini lebih damai lagi, karena rakyat sudah muak dengan bentuk ocehan tanpa aplikasi yang nyata. hari ini rakyat sudah mulai paham dan mengerti bahwa tidak sekedar menampakkan Image untuk mendapatkan simpatik rakyat, tetapi ada perbuatan nyata bagi kepentingan-kepentingan rakyat secara umum, lantas bukan sekedar kepentingan partai politik yang saat ini sedang dikuasainya.

Demokrasi “Yes”, Korupsi “No”, apakah dua hal ini sudah berlaku di partai demokrat, tentu saja dengan munculnya berbagai persoalan hal itu masih belum bisa berjalan secara maksimal. partai demokrat kembali seperti bayi yang baru lahir, dimana partai ini digagas oleh SBY, dimanfaatkan oleh SBY dengan menjadi presiden 2 periode, kemudian hari ini partai demokrat kembali dipegang oleh bapak SBY selaku salah satu pendiri yang berpengaruh di Internal partai.

Apakah partai demokrat krisis figur?, saya katakan “yes”. apakah partai demokrat butuh import figur dari luar? disinilah menjadi pertimbangan semua elemen, baik oleh ketua terpilih ataupun dari para kader-kader partai demokrat itu sendiri.

Dengan naiknya SBY menjadi ketum partai demokrat, sudah sangat jelas dan nampak bahwa partai ini masih krisis figur, sementara pada sisi yang lain, ada dalih yang menyatakan bahwa partai demokrat butuh figur SBY untuk mempersatukan faksi-faksi yang berkembang di partai penguasa ini, sehingga kesepakatan-kesepakatan itu terjadi antar faksi guna menjadikan SBY kembali menjadi ketua umum partai dalam proses pemulihan partai yang sedang jatuh elektabilitasnya.

Dengan merangkap 2 jabatan sekaligus, kami rasa SBY akan kewalahan, sekedar analisis dari penulis, SBY tidak akan fokus untuk mengurus negara atau mengurus rakyat. yang pasti SBY akan fokus memulihkan kondisi partai yang masih baru bisa bernafas lega ini, dalam rangka ikut berlaga pada pemilu 2014. inilah wajah demokrasi kita, inilah wajah politik negeri merah putih ini, dengan beragam problemnya.

Posting Komentar

0 Komentar