Kerasnya
sebuah kehidupan, acapkali menjebak pola berpikir kita tentang semuanya, mulai
dari problem pribadi, sosial, organisasi dan lain sebagainya. Namun semua itu
haruslah menjadi spirit yang harus terus menyala sepanjang hayat dikandung
badan. Gaya hidup yang telah terakulturasi menjadi gesekan tajam antar sesama,
sehingga proses saling mempengaruhi pun terjadi didalamnya. Meski demikian
kehidupan ini tidak cukup sampai disini, selama kita masih bisa berpikir untuk
bisa memberikan sesuatu pada yang lain, kenapa tidak. Banyak hal yang perlu kita
pikirkan, disinilah bagaimana kita mengukir sejarah dengan tinta emas, dengan
nafas Islam, dengan cinta dan kasih dayang, dan semua persoalan pasti ada jalan
keluar, maka yang sangat kuharapkan akan rahmat dan ridho Tuhan selalu mengalir
dalam nafasku, langkahku, pikiranku, serta hidayah dan petunjuk-Nya menjadi
pandangan hidup yang jauh kedepan.
Meski
tidak bisa dipungkiri tujuan hidup manusia adalah ingin sukses, dan kesuksesan
bukan semata-mata hanya karena kaya, dihormati, disegani. Namun jauh lebih dari
itu pada dasarnya manusia menginginkan kebahagian yang itu murni datang dari
Tuhan, bukan datang dari manusia. Manusia hanyalah perantara dan miniatur dari
apa yang diinginkan oleh Tuhan. Gaya hidup yang vulgar pada saat ini sangatlah
digandrungi, tidak melihat apakah orang yang sudah tua, muda-mudi, bahkan
remaja sudah sangat nampak untuk memilih kehidupan yang membebaskan diluar
koridor nilai-nilai kemanusiaan.
Tidak
terasa waktu terus bergulir, dari hari menjadi minggu, dari minggu menjadi
bulan, dari bulan menjadi tahun dan seterusnya sampai pada tahun 2011. Selama
menjadi manusia apa yang bisa kita lakukan? Mulai dari pemikiran, ucapan, dan
tindakan, sudahkah bermanfaat bagi orang-orang disekitar kita, alam, dan yang
lainnya. Tentu dengan canggihnya ilmu pengetahuan yang berkembang pesat membuat
manusia terlena dan terkungkung dalam kebahagiaan yang fana, sementara
substansi dari apa yang dicari dalam kehidupan ini terasa mengambang.
Seringkali
ku berpikir tentang sesuatu yang ada disekitarku, aku tak tahu apa yang akan
terjadi selanjutnya, setelah agak lama aku hidup terkungkung dalam gelisah,
seakan melihat jauh kedepan masih terasa suram, entah sampai kapan kejenuhan
ini akan berkahir, apa gunanya hidup dalam ruang yang sangat megah, sementara
kita tidak bisa melakukan apa-apa. Inilah fakta yang sebenarnya harus diungkap,
bahwa kemewahan, harta yang melimpah, popularitas, tak selamanya akan menjadi
tempat yang membahagiakan.
Hari
terus berganti, ketika malam datang, tanpa terasa keesokan hari matahari itu
terbit…..oh mengapa waktu ini begitu cepatnya, dan umur pun semakin menua. Ada
rasa kekwatiran dalam diri, meski itu tidak terungkap lewat kata-kata maupun
tindakan.
Bosan
sudah dengan semua keadaan yang terjadi disekitarku, seringkali harapan itu jauh
dari kenyataan, meski tak harus diungkap, namun fakta itu sudah berbicara.
Berbicara tidak harus dengan bahasa, akan tetapi gerakan bisa menjadi bahasa,
walau kadang susah untuk dipahami oleh orang lain, hanya diri sendiri yang bisa
memahaminya. Rasa lelah, haus, lapar, semuanya bercampur baur, tak ada yang
bisa dilihat kecuali harapan masa depan. Pernahkah diri ini berpikir bahwa
kebahagiaan itu akan datang tanpa diduga? Hal yang mustahil ketika diri ini
tidak pernah berusaha. Sampai kapan usaha itu akan terus dilanjutkan? Sampai
tujuan itu menemukan tujuannya. Jangan heran kalau diri ini hidup dalam
keterombang-ambingan, bukan kemudian tidak punya prinsip, namun kondisi social
mengajak seperti ini. Faisal
0 Komentar