"Orang-orang
yang bersungguh-sungguh meniti (jalan) kami, maka pasti kami tunjukkan kepadanya jalur
(kebenaran) kami", (al-Ankabut : 69)
Semesta Bertasbih
Dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan rintangan dan hiruk
pikuk kehidupan dunia ini, amatlah penuh dengan canda tawa, dan isak tangis
yang membuyarkan kebekuan. Indahnya sang malam turut pula menemani kegelisahan
hati yang menjadi pemandu keinginan suci. Hidup itu sesungguhnya penuh dengan
warna, dan manusialah yang mewarnai, sehingga Tuhan mengutus kita sebagai ummat
manusia dalam rangka memperindah lukisan Tuhan dalam kanvas keabadian.
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari
berganti minggu, dan minggu berganti bulan, semuanya berjalan dengan system
yang telah ditetapkan sebelum keberadaan makhluk Tuhan yang paling seksi ini.
Ayat-ayat itu sudah terlalu penuh di baca setiap saat, namun
ketidak tahuan dan keterbatasan akal untuk menjangkau amatlah naïf, sementara
itu tindakakn dan pikiran pada substansinya adalah satu.
Tiada kata yang indah selain memuja_Nya dalam setiap detik dan
hiasan cinta. Aroma nafas dalam langkah nyata terus mengalir bak air nil,
terasa bulu kuduk ini merinding semua, dikala mengingat hamparan keindahan
cinta-Nya yang ditunjukkan pada semesta.
Sudah banyak yang memahami dan mengetahui bahwa kita semua adalah
makhluk yang hina dan nista, karena bahan yang dijadikan diri ini, hanyalah
setetes mani dan kawin dengan ovum. Pertemuan dua bahan itulah yang terus
berkembang hingga menjadi. Sementara pada proses sang waktu dua bahan itu
berkembang menjadi segumpal darah, menjadi tulang belulang, dan menjadi manusia
yang utuh, dikala Tuhan meniupkan sebagian ruh-Nya pada diri, maka kita bisa
melihat, mendengar, dan berbahasa.
Masih belum aku dengar syahadat cinta yang murni dan tulus dalam
jiwa ini, yang ada hanyalah keluh kesah setiap saat, seringkali diri ini hanya
memohon untuk kepentingan diri, bersimpuh supaya dikasih.
Kita adalah makhluk yang bertanggung jawab, itu adalah bentuk
persaksian yang harus dilakukan dalam bentuk tindakan. Dua syahadat tidak cukup
hanya diucapkan dalam bentuk kata-kata, namun syahadat adalah kesungguhan hati
untuk merasakan kehadiran Ilahi pada setiap sisi dalam hidup, dilakukan dengan
penuh cinta, bukan sekedar hura-hura.
Ketabahan, kesabaran, keikhlasan, cinta kasih setiap manusia sudah
punya bekal masing-masing, akan tetapi, kapasitas yang dimiliki pada
masing-masng insane tidaklah sama keberadaannya.
Alam jagad raya beserta isinya, senantiasa bertasbih memuji keagunganmu,
tidak ada satupun yang tidak menyebut engkau, sekalipun itu makhluk yang tidak
mengaku bertuhan, sebab cinta dan kasih mereka acapkali masih dikendalikan oleh
hawa nafsu yang bejad.
Maha
suci allah yang menciptakan bumi,langit seru sekalian alam.siapa yg merasa
bertakwa kepada Allah, beriman kepada Allah, lisannya, lidahnya serta tingkah
lakunya selalu bertasbih, bertahmid, dan bertakbir kepada Allah. kita manusia
sebagai hamba Allah wajib menjalankan perintah2nya dan menjauhi
larangan-larangannya. mari kita lantunkan kalimat tasbih, tahmid kita. benarkah
kita masih termasuk orang yang bertakwa "subkhanallah wal khamdulillah
wala ila ha ilallah wallahu akbar" masihkah hati kita bergetar tatkala
mengucap asma allah, masihkah ada tetesan air mata saat kita bertasbih?
Masihkah ada rasa sombong dan angkuh tatkala kita merasa sebagai hamba yang
lemah. dan masihkah kita merasa telah menunaikan kewajiban kita sebagai seorang
hamba? insyaallah masih ada waktu sebelum ajal menjemput, insyaallah masih bisa
bertaubat sebelum kedatangan malaikat maut. kenapa kita gak berusaha mencoba, sebelum
masuk kedunia gelap yaitu liang lahat.
Bertasbih
kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Dia-lah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS. Al Hasyr (59)
Allah tidak membedakan makhluk satu
dan yang lainnya. Semuanya disebut sedang bertasbih kepadaNya. Sabbaha lillahi maa fissamaawati wa maa fil
ardhi. Semua yang di langit dan semua yang di bumi.
Dalam beberapa ayat lainnya Allah
menyebut secara spesifik makhluk yang bertasbih itu. Di antaranya adalah
halilintar dan guruh. Di ayat lainnya lagi, Allah menyebut gunung melakukan
tasbih bersama nabi Daud.
Dan guruh itu bertasbih dengan
memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah
melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan
mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras
siksa-Nya. QS. Ar Ra'd (13) : 13
Sesungguhnya Kami menundukkan
gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi. QS.
Shaad (38) : 18
Maka
Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum; dan kepada
masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami
tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan
Kamilah yang melakukannya. QS. Al Anbiyaa (21) : 79
Dan yang lebih dahsyat lagi, bukan
cuma benda-benda pengisi alam semesta saja yang bertasbih, melainkan langit
yang tujuh dan bumi, semuanya bertasbih kepadaNya. Artinya, sama sekali tidak
ada yang tidak bertasbih kepadaNya. Seluruh yang kita anggap benda mati itu
sedang bertasbih. Sayang kita tidak mengerti apa yang mereka tasbihkan.
Langit
yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak
ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
QS. Al Israa (17) : 44
Memang, kita harus membangun
kepahaman yang berbeda antara tasbihnya manusia, binatang tumbuh-tumbuhan, dan
benda-benda lainnya. Masing-masing bertasbih dengan caranya sendiri. Tidak
selalu dengan mengucapkan subhanallah seperti kita. Namun demikian, mereka juga
disebut bertasbih dan bersembahyang kepada Allah.
Tidakkah
kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi
dan burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui
sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
QS. An Nuur (24) : 41
Jadi burung mengembangkan sayap itu
adalah salah satu bentuk dari sembahyang dan bertasbih, mengagungkan Allah.
Guntur bergemuruh dan halilintar menyambar itu juga bentuk tasbih dan
sembahyang mereka kepada Allah.
Oh….Gusti yang maha suci,
seringkali kami lalai dalam banyak hal, rasa iri, dengki, dendam, sudah sering
menyelimuti, bahkan lebih ironis lagi, setiap detak nafas dan langkah perbuatan
kita semua sering ingkar terhadap janji-janji yang sulit untuk ditepati. Acapkali
kita membual, berkata kosong, dan sia-sia. Sudah saatnya taubatan nasuha itu
harus kita lakukan, karena balasan dari engkau Gusti yang maha suci, amatlah
pedih keberadaanya.
Kemana Aku Harus Mencari-Nya
Mentari pagi dengan senyum cintanya, menerangi cakrawala, sampai
pada dunia, dimana tempat ini berpijak, melakukan aktivitas sehari-hari, seakan
tiada beban untuk hari esok. Kehidupan didunia ini adalah kefanaan dan titipan,
tidak ada yang abadi, kecuali yang maha abadi. Kapanpun, dimanapun, bersama
siapapun pastilah ajal akan menjemput ketika sampai pada waktunya.
Romantika hidup yang penuh dengan ujian dan pertanyaan-pertanyaan
yang datang silih berganti tiada henti, namun kita sebagai makhluk yang
diciptakan harus tetap bersyukur dan memohon perlindungan_Nya. Ujian dengan
datangnya pertanyaan yang muncul dalam diri, sesungguhnya adalah proses mencari
jawaban, baik datangnya dalam diri kita sendiri, maupun datang dari luar yang
mempunyai kekuatan yang maha dahsyat. Kehdupan ini tak ubahnya seperti
seslembar kertas kosong yang seakan tiada makna, tinggal bagaimana kita sebagai
makhluk yang bertanggung jawab mampu melukiskan hidup dalam kanvas keindahan
dan kebaikan.
Ketika malam yang sunyi menghampiri, tak pelak lagi rasa kantuk
dan dingin juga menyelimuti, dunia ini adalah tempat kita bermain dan bersenda
gurau, karena semuayang ada hanyalah titipan belaka, tak terkecuali diri yang
papa ini.
Proses pencarian makna dan hakekat hidup sesungguhnya tidak hanya
diperuntukkan pada Ibrahim alaihis salam, namun pencarian itu pada hakekatnya
adalah diperuntukkan pada semua makhluk yang bernyawa ini dengan kadarnya
masing-masing. Ibrahim, kisah Musa dan Khaidir adalah contoh yang di paparkan
dalam kitab suci, yang mencari makna dan hakekat dalam diri. Pencarian jati
diri itu berlaku pada siapapun yang berupaya untuk mengenali, mau mengerti, dan
memahami tentang makna hidup yang hakiki.
Ayat-ayat yang tersurat tentang nabi Ibrahim As mengenai pencarian
hakekat dalam hidup, antara diri dan robnya, seperti yang tertera dibawah ini:
"Ketika
malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah
Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya
tidak suka kepada yang tenggelam." (QS. Al-An'am : 75 ).
Bintang juga merupakan makhluk yang diciptakan, ia
juga masih bergantung pada Tuhannya, ia juga berdzikir dan memohon pada
Tuhannya untuk menjadi tanda-tanda bagi kehidupan manusia. Dari bentuk dan
simbolisasi yang disepakati oleh manusia berbentuk segi lima, sebagai sebuah
simbol bahwa latihan membasuh diri terdiri dalam lima waktu yang terangkum
dalam sholat. Dari proses pencarian itu muncullah ilmu falak, dengan melihat
bintang manusia mengetahui tentang banyak hal. Dan ketika bintang itu terhempas
oleh siang, maka sinarnya tertutup oleh sinar mentari yang lebih besar.
"Kemudian
tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku".
tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku
tidak memberi petunjuk kepadaku, Pastilah Aku termasuk orang yang sesat." (QS. Al-An'am : 77 ).
Bagaimana sang rembulan bisa tersenyum ketika awan
menghitan menyelimuti, bagaimana ia menampakkan wajahnya yang elok tatkala
siang datang menghampiri. Itu semua merupakan perubahan sistem alam yang
bersifat baharu, dan akan musnah keberadaannya.
"Kemudian
tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, Ini yang
lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai
kaumku, Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (QS.
Al-An'am : 78 ).
Matahari
adalah bagian dari sistem alam yang berperan menghidupi dan menyinari seluruh
jagad alam raya tanpa ada diskriminasi ataupun pilih kasih diantara salah
satunya. Karena matahari juga tunduk pada penciptanya. Matahari bergerak sesuai
dengan perintah, disini perintah Tuhan sudah menjadi sistem alam yang bergerak
secara continuitas.
Ketika
malam datang, matahari mulai tenggelam dalam ufuk rotasi bumi, matahari kembali
keperaduannya, dan iapun tidak lagi menyinari bumi yang kita pijak, namun
matahari juga bekerja secara misterius pada belahan bumi sebelahnya.
Kembali
merenungi sebuah peristiwa dalam keseharian, betapa yang maha kuasa bekerja
dengan sangat msterius, sehingga nafsu-nafsu yang bergejolak seringkali tidak
menerima dengan kenyataan yang sesungguhnya.
"Maka
tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya Aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya Aku
menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan
cenderung kepada agama yang benar, dan Aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan." (QS al-An'am : 78-79).
Pencarian
mengenai yang maha hidup sesungguhnya terangkum dalam setiap diri, dan setiap
diri haruslah berupaya untuk mencarinya. Banyak orang selalu mempertanyakan
tentang alam semesta dan Tuhannya. Karena tidak tahu terhadap diri, maka banyak
yang tersesat, dan memilih jalan yang sesuai dengan hawa nafsunya.
Wahai
Gabriel yang menyampaikan pesan Tuhan, Mikail, Isrofil, dan Izroil, kalian
adalah saudara dan sahabat yang paling jujur dalam dunia ini, kalian adalah
obor yang ada dalam diri, dan kalian pula yang menunjukkan jalan menuju pulang.
Pada
malam itu, berkisar jam 21 malam, duduk bersama diteras depan rumah. Ada Roy,
Azhari, Rahmah, Az-Zahroh, Boby, dan Nia.
Dikala
duduk bareng dalam suasana kebersamaan, tiba-tiba Rahmah nyeletuk membuka
pembicaraan.
‘‘Rahmah mengatakan kita semua yang duduk disini ini
sudah menetapkan diri sebagai seorang muslim, dan aku masih belum tahu, bahwa
kita ini adalah orang muslim yang model seperti apa?. Suasana dialog pun terjad
malam itu:
‘‘Boby pun tidak tinggal diam „kita memang muslim Rahmah,
tapi kita itu muslim keturunan dari bapak dan ibu, seandainya kita keturunan
yahudi barangkali kita tidak seperti ini. Terbersit dalam dipikiran, kita
muslim tapi jarang mengikuti ajarannya kenapa ya?
‘‘Rahmah dengan tegas menyatakan diri, aku wes yang jadi
moderatornya, ayo Roy lawan si boby itu. Ya aku masuk kata Roy . menambahkan.
Eh Bob, kamu itu muslim bagaimana, wong kamu ngak pernah
sholat, muslim itu kewajibannya melaksanakan sholat 5 waktu.
Boby “memang ia Roy, kamu tahu apa makna dibalik perintah
sholat? Wah itu ngak usah dibahas
.
“ Dari dulu sampai sekarang sholat ya seperti itu, jawab
Roy.
‘‘Tidak sesederhana itu Roy, pengertian Sholat, sebab
pengetian sholat tidak hanya sebatas sebuah gerakakn yang kita lakukan mulai
dari takbirotul ihrom dan berakhir dengan ucapan salam, cukup naif Roy, jika kita
memaknai Sholat hanya sebatas itu, berarti keilmuan kita tidak berkembang dong,
katanya modern, apa ngak lebih modern orang-orang terdahaulu, misal al-ghazali
dengan karya fenomenalnya, ibnu arabi
dengan konsep ketuhanannya, sementara sekarang, para ilmuan yang hampir
menyamai mereka itu siapa? Nah itu indikasi bahwa terjadi proses penurunan
dalam khazanah perkembangan keilmuan Roy.
Perdebatan
pun mulai memanas pada waktu itu, meski dengan tema yang biasa didengar setiap
hari, namun tema yang diangkat cukup esensi dalam kehidupan sehari-hari.
Suasana semakin sunyi
perdebatan antara Boby, Roy, Rahma, Azhari, Nia, dan Az-Zahroh, semakin
memanas, sesekali dibarengi dengan canda tawa yang menambah suasana
persaudaraan semakin kental didalamnya.
“Disuasana hening, Rahmah
memulai pembicaraan “menurut tanggapan pak Azhari, seharusnya bagaimana kita
sebagai seorang muslim? Karena saya melihat banyak problem yang terjadi didalam
organ tubuh orang-orang muslim itu sendiri, apakah harus diam dengan kondisi
yang seperti ini?.Azhari menjawab, kita sebagai muslim dan mengakui serta
menyaksikakn kebenaran dari ajaran Islam itu tidak harus tinggal diam, apa yang
bisa kita perbuat hari ini dan masa yang akan datang mari kita lakukanlah. Dan untuk
melakukan sesuatu tidak harus menunggu siapapun. Karena sudah jelas, kita punya
panduan hidup, yaitu Al-Qur’an, tinggal bagaimana kita memahami dan
melaksanakan isi kandungan al qur’an, baik yang tersirat maupun yang tersurat
didalamnya, bukan begitu pak boby?
Boby „bener itu,
tapi kalau cuman sebatas teori apalah guna,“
Rahmah menyela,
menurut Nia, Zahroh, dan Mas Roy gimana, monggo ditanggapi pernyataan bobi.
Roy “secara
konseptual sangat perlu, sebagai landasan dalam langkah dan tujuan hidup, teori
ataupun konsep yang terkandung dalam al-qur’an harus betul-betul dipahami dan
dilaksanakan dalam bentuk tindakan“. Betul itu Roy,...boby membenarkan. Tapi
problemnya sekarang justru bertanya-tanya terhadap tindakan manusia dalam
banyak hal, dan para pelakunya rata-rata muslim. Misal dalam tata kehidupan bernegara,
mengapa banyak para koruptor, bahkan terlembagakan, yang artinya korupsi berjemaah,
bahkan ironisnya diturunkan pada generasi penerusnya, nah,,jika kaitannya
dengan konsep sholat, yang katanya mencegah perbuatan nahi dan mungkar,
kenyataannya, sholat jalan, korupsi juga jalan. Sekarang seperti ini Roy „kalo
sholat bareng-bareng maka akan mendapatkan banyak pahala, akan tetapi, jika
korupsi bareng-bareng, apakah akan mendapatkan dosa yang lebih pula..karena hal
itu merupakan dosa yang berjemaah, dan didalam Islam sendiri itu tidak pernah
dibenarkan.
Malam
pun semakin larut, rasa kantuk, dingin terus menyelimuti, burung-burung masih
tetap dalam sangkarnya, ketidak bebasannya membuat ia tidak berdaya, seakan
keinginan dalam gelombang perasaannya menjadi alunan kepedihan yang terlena
dalam buaian mimpi.
Hidup
terus mengalir bak air dalam parit ang indah, kicau burung menemani pagi dalam
hangatnya kerinduan, dan membiarkan semua berlalu lalang seperti ombak yang
tersapu angin.
Dalam
perjalanan pulang, ditengah malam, setelah selesai dari diskusi si Boby
berjalan, sambil bertanya-tanya dalam dirinya, entah kemana? Dan sampai
dimanakah titik pencarian yang harus kulalui“? masih sering terjaga ditengah
malam, entah apa yang merasuk dalam pikiran dan hati,.masih terasa semraut
dengan adanya hidup ini, akan tetapi apapun yang terjadi haruslah ikhlas dan
bersyukur pada sang maha suci, karena itu tujuan hidup yang harus ditempuh,
sementara yang lain adalah piranti-piranti yang melengkapi diri untuk menuju
pada-Nya. Masih betapa gelapnya pandanganku tentang hidup ini“ seru boby dalam
hati.
Waaaah“
enaknya tidur dulu nih‘ dengarkan suara badan yang cukup letih ini, pikir boby
dalam hati.
Ternyata
tidak semua bisa dipahami, dan tidak semua harus memahami, tentang cinta, kasih
sayang, keinginan, dan pertautan antara hati, pikiran dan fisik....waduh
semuanya harus melebur menjadi satu, dan mendengarkan nyanyian hati dalam
gemuruh ombak. „“ya Ilahi, aku tahu engkau tidak akan merubah nasib suatu kaum,
kecuali kaum itu mau merubahnya sendiri“ . apakah kemudian semua bisa berubah
sesuai dengan keinginan kita? Akankah tanda dan tanya yang bergelimang dalam
pikiran menjadi sebuah jawaban yang seringkali masih belum tentu arah? Boby
terus berpikir dan merenung ditengah kesunyian malam, tanpa ada kawan dan teman
yang menemani. Tuhan aku ingin berteriak sepuas hatiku, namun ini masih larut
malam. Sambil lalu menunggu pagi, aku duduk dalam kegelisahan hati, tanpa terasa suara sumbang dalam jiwa melukiskan
huruf-huruf kegelisahan dalam ruang dinginnya malam:
rasanya tak ada waktu
untuk bermain-main.
seperti dulu waktu
masih kecil.
mungkin saja aroma
kerinduan itu masih terlukis jelas dalam dada.
tapi hati masih
tertutup.
subhanallah.
maha suci engkau diatas
segalanya.
semuanya terlukis jelas
dikanvas itu.
tulisan yang indah nan
jernih diselembar lauhun mahfud-Mu.
kadang aku mulai
terhenyak,,,dan kadang tersentak pula.
bahwa realitas yang
sesungguhnya bukan disini.
suara seruling,digubuk
bambu.
menambah keindahan
jiwa.
bermesaraan dengan
alam.
semauanya adalah bagian
dari kuasamu.
yang tak mungkin tuk
kutinggalkan.
Allah aku ingin selalu
tersenyum..
itu yang ku mau...
aku tak peduli....
kata yang tak
seharusnya menjadi arti...
terpenting hidup menuju
yang maha suci...
meski dalam lembah
kenistaan...menurut mereka....
namun keyakinan itu
harus terus diperjuangkan....
aku yakin...
Aku selalu dalam selimut rahman dan
rahim-Mu...
Ditengah
kesunyian, ketika mata enggan untuk terlelap, kudengar ayat-ayat dari kejauhan,
dibalik kabut embun yang masih tebal yang artinya:
"Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk". (QS.
al-An'am : 82). By: Robby
2 Komentar
Karya fiksi ini, kayaknya cukup menarik untuk di baca.....
BalasHapusperdebatan bukan untuk mencari menang dan kalah, namun lebih dari itu semua dalam rangka mengasah pemikiran kita untuk mndapatkan sesuatu yang palng benar, sehingga kita tahu. maka dengan tahu kita paham dan yakin.
BalasHapus