Subscribe Us

header ads

Sebelum SBY Meninggalkan Kursi Kekuasaan


“Ingatlah bahwa hidup itu adalah senda gurau dan permainan belaka”

Suasana politik dinegeri ini mulai kian memanas, ajang kompetisi untuk merebut tahta terus berputar oleh masing-masing konstituen untuk merebut hati rakyat, dan menghidupkan trust rakyat dalam rangka meraih kekuasaan. Sejumlah tokoh nasional mulai muncul diberbagai media, baik elektronik maupun cetak.

Roda kekuasaan ini terus berevolusi mulai dari Soekarno sebagai The Funding Father, Soeharto sebagai bapak Pembagunan, Habibi ahli elektronik yang tiba-tiba secara kebetulan menjadi wakil Soeharto yang kemudian terjadi krisis moneter dengan kecelakaan sejarah, sehingga kursi kepresidenan berada ditangan Bj. Habibie, meskipun hanya sebentar, Baru kemudian Gus Dur memenangkan pemilu pada tahun 1999 dan menjadi presiden. Gus Dur menjabat kepresidenan hanya separuh perjalanan setelah ditumbangkan oleh sengkuninya sendiri, baru kemudian naiklah Megawati menjadi presiden pertama yang mewakili kaum hawa, bahwa perempuan juga bisa memimpin Negara.

Berikutnya adalah Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab dipanggil dengan SBY mampu mempertahankan kekuasaannya hingga sampai detik ini. banyak hal yang sudah dilakukan bapak SBY dalam menjalankan roda pemerintahan ini, terlepas apakah itu negatif maupun positif dimata Publik, itu semua merupakan catatan sejarah yang tertulis dalam benak masyarakat Indonesia.

2014 akhir SBY sudah harus meninggalkan kursi kekuasaannya, sehingga pada saat ini SBY sudah harus mempersiapkan penggantinya untuk melanjutkan roda pemerintahan. Sejumlah isu dan opini telah menyebar melalui konvensi partai Demokrat, yang telah mengantarkan SBY menjadi penguasa di Negeri ini. Kamuflase dan desain politik nasional mulai memenuhi ruang-ruang diplomasi, baik antar partai maupun terhadap calon Presiden yang akan berkompetisi pada periode berikutnya.

Terlepas dari apa yang sudah diperbuat SBY, serta kontribusi SBY untuk negeri ini, baik suka maupun tidak suka, desain politik nasional sudah dirancang sebelumnya dengan matang. maka pengganti SBY ini perlu semua element mengamati, memikirkan, merenungi, memilah para calon presiden yang berpihak terhadap rakyat. Rakyat memerlukan kehati-hatian untuk memilih presiden, jangan kemudian terjebak pada politik pencitraan yang pada akhirnya terjadi penyesalan untuk jangka waktu 5 tahun kedepan.

Sebagai presiden, SBY memiliki full power untuk “membunuh” siapa saja yang dianggap menciderai terhadap kepentingan politik SBY dan partainya dalam pesta demokrasi tahun depan.

Letupan-letupan dari keinginan para tokoh Nasional mulai bergeliat semakin kencang. targer dan sasarannya adalah dalam rangka mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemimpinnya, sementara rakyat hanya menjadi alat mencapai kekuasaan dengan proses pembodohan secara struktural, masiv, dan konstitusional, dengan catatan bahwa kebodohan rakyat adalah senjata ampun untuk menjalankan strategi meraih kursi kekuasaan.

Lantas sebelum SBY meninggalkan kekuasaannya, apakah kasus - kasus besar seperti korupsi century, Kasus Hambalang yang telah menyeret sejumlah petinggi elit partai demokrat, dan problem korupsi yang lain mampu diselesaikan secara hukum, atau justru bentuk permainan yang akan mendominasi para elit yang berkepentinga!,,Lantas apa yang akan dilakukan oleh seorang SBY sebelum kekuasaannya terhempas di tahun 2014?

Posting Komentar

0 Komentar