Bekerja dalam jam kerja yang panjang dan di bawah tekanan yang berat
akan menyebabkan Anda merasakan sindrom kelelahan atau frustasi yang
disebut dengan burnout. Mereka yang menderita gejala tersebut
menjadi lebih mudah tersinggung dan nyeri di sana-sini. Penelitian
bahkan menyebut orang yang menderita burnout beresiko besar terkena penyakit jantung.
Beberapa penelitian sebelumnya telah menghubungkan kelelahan mental dan fisik dalam bekerja atau burnout dengan obesitas, insomnia, dan kecemasan, yang mengakibatkan kondisi tubuh bertambah buruk.
Para
peneliti menemukan bahwa orang yang berada di 20 persen teratas dari
skala kelelahan memiliki 79 persen peningkatan risiko penyakit jantung
koroner (PJK). Hal tersebut menjadikan efek dari burnout
ternyata ekstrim daripada yang terpikir sebelumnya. Burnout juga diklaim
sebagai indiktaro yang lebih baik ketimbang rokok, kadar kolesterol
atau aktivitas fisik, dalam kaitannya dengan PJK.
Studi yang dimuat dalam jurnal Psychosomatic Medicine
ini melibatkan 8.838 orang berusia 19 hingga 67 tahun. Mereka diperiksa
kesehatannya dan diawasi selama 3,4 tahun. Tingkat kelelahan dalam
bekerja dan PJK diukur setiap kali ada pemeriksaan kesehatan dalam
periode penelitian.
Selama periode tersebut ditemukan 93 kasus PJK baru dan burnout dihubungkan dengan peningkatan risiko PJK sebanyak 40 persen. Yang lebih mengejutkan adalah ada seperlima orang yang menderita burnout mengalami hampir 80 persen peningkatan PJK.
Kendati demikian, para peneliti tidak menyatakan bahwa dengan menurunkan kadar burnout akan juga menurunkan risiko PJK, namun mereka menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara keduanya.
Sumber : Kompas.com
0 Komentar