Malam ini secangkir kopi hangat dan sebungkus rokok menemani, hembusan
asap pun memenuhi sudut ruang-ruang kehampaan. kembali jari jemari ini
tak kuasa untuk menari diatas ejaan huruf-huruf A sampai Z, merangkai
kata menjadi kalimat, merangkai kata untuk menumpahkan resah dan gelisah
dalam perjalanan ini.
Malamku berbalut senyap dan sunyi, hatiku terasa beku, mimpi yang
diharapakan masih menunggu jawaban sang waktu. dikala hati risau dan
jiwa gelisah, terus bermunculan huruf-huruf untuk kurangkai menjadi
kalimat, terus datang bak air yang mengalir.
Kita semua tahu bahwa hidup itu semuanya akan mempersepsikan sebuah
perjalanan, dimana perjalanan itu muncul dari sebuah anggapan-anggapan,
menjadi opini, dan jika diyakini akan menjadi nyata, begitulah hidup,
tetapi apalah guna ketika hidup dengan beragam aktivitas, hanya untuk
kerja, makan, sex, lalu kemudian mati, mungkin hanya akan diingat paling
lama satu minggu dari kematian. ketika gajah mati, maka yang akan
dikenang adalah gadingnya, tetapi ketika manusia mati, apa yang akan
dikenang???
Sang penyair pasti akan mengatakan bahwa hidup itu adalah rangkaian kalimat yang berbentuk usaha atau upaya, para kiai akan mengatakan hidup itu aalah upaya menuntut ilmu untuk memperbaiki diri, para politisi
akan mengatakan bahwa hidup itu adalah upaya untuk merebut kekuasaan
dan mengendalikan sistem sebagai seorang pemimpin dimuka bumi, filosof akan mengatakan bahwa hidup itu terangkai dari sebongkah ide untuk menjadi nyata, para sufi akan mengatakan hidup itu adalah upaya mencari setetes madu keridhoaan Ilahiah dalam setiap perbuatan.para pebisnis pasti akan mencari laba, dan akan munciul disitu untung dan rugi, para aktivis
mengatakan bahwa hidup itu adalah sebuah perjuangan mulia dalam rangka
membela hak-hak rakyat yang dikebiri oleh sistem, sementara para pengangguran pasti
akan mengatakan bullsitt pemerintah, tahunya hanya mencari kekayaan
pribadi, dan tidak mau untuk membuka lapangan pekerjaan, minimal para
pengangguran bisa mengentaskan kemiskinan, dan bisa hidup dengan layak.
dan para buruh, pasti akan terus berorasi dengan meminta hak-haknya sesuai dengan keringat yang telah diperas.
Ketika berbicara pencarian, tentu semua akan sependapat bahwa kebahagian
lahir dan batin yang sedang dikejar dan dicari-cari, tetapi ketika hal
itu tidak berlandaskan dengan pengetahuan, bagai berjalan dikegelapan,
harus meraba, bahkan bisa-bisa harus merangkak, supaya tidak terjatuh
dan terjungkal.
Baik-buruk, salah-benar, hidup-mati, manusia, binatang, semuanya adalah
aktor yang memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Manusia yang
selalu memiliki keinginan (Nafsu), tentu saja tidak akan pernah puas
dengan apa yang diinginkan, managemen kalbu, emosi, pikiran menjadi
sangat penting ditengah pergeseran adat, dan gaya hidup. siapa sih yang
tidak mengingkan kekayaan?? pasti semuanya akan bilang saya pun ingin
kaya-raya, punya tahta, dan wanita sebagai pendamping, kira-kira
cukupkah wanita satu???fakta masih sedikit membenarkan!!!
Madu kehidupan, terasa manis dan menyegarkan, menjadi obat dan sangat
bermanfaat..madu kehidupan yang kumaksud bukan lantas menjadi madu
pejabat, pebisnis, kiai, dan para konglomerat. tetapi madu kehidupan
adalah ketenangan jiwa dalam kebersamaan dalam realitas kehidupan
sosial, menjadi manfaat dan bermanfaat bagi orang lain, tetapi tidak
lantas selalu dimanfaatkan, yang pada akhirnya tidak mampu
menyeimbangkan satu sama lain.
madu kasih sayang
madu dalam cinta
madu dalam mencapai kesempurnaan
madu yang tak pernah lekang oleh ruang dan waktu
madu pemikiran
madu sosial
madu keinginan mendekat pada Tuhan semesta alam, barangkali itu adalah perjalanan untuk sampai pada tujuan.
0 Komentar