Cukup sering kita mendengar berita seseorang yang masih muda urung
menikmati puncak prestasinya karena mengalami kematian mendadak. Sekitar
80 persen orang yang mengalami kematian mendadak disebabkan oleh
penyakit jantung koroner.
Sekalipun korban tersebut tidak pernah mengalami gejala apapun sebelumnya, mereka tetap bisa terkena serangan jantung.
Ventrikel
adalah bilik jantung, yang paling bertanggung jawab memompa darah ke
seluruh tubuh. Bisa sistem ini tidak berjalan, ventrikel akan bergetar
cepat dan tidak efektif, aliran darah akan terhenti, maka terjadilah
kemaitan mendadak akibat jantung.
Beberapa orang yang menjadi korban kematian mendadak juga diketahui sedang melakukan aktivitas olahraga saat kejadian.
"Saat
olahraga, denyut jantung bertambah cepat dan kebutuhan oksigen
meningkat. Jika oksigen tidak bisa disediakan maka otot jantung akan
berhenti memompa," kata dr.Daniel Tanubudi, Sp.JP, ketua departemen
kardiologi RS.Eka Hospital Tangerang.
Daniel menjelaskan,
sebenarnya jika jantung berhenti berfungsi bisa dilakukan resistusi
jantung untuk pemberian oksigen dalam darah dan aliran darah ke otak.
Pemberian kejutan listrik ke jantung juga diperlukan untuk memulihkan
denyut jantung secara spontan.
"Pasien masih bisa ditolong jika
dibawa ke rumah sakit kurang dari tiga jam setelah kejadian. Kalau
disebabkan karena sumbatan pembuluh koroner akan dilakukan balonisasi
atau pemasangan stent sehingga darah kembali lancar," katanya.
Penelitian
menunjukkan sebenarnya orang-orang yang beresiko tinggi mengalami
serangan jantung bisa diidentifikasi. Antara lain adalah mereka yang
pernah kena serangan jantung sebelumnya, menderita gangguan irama
jantung, atau otot jantung lemah.
Sumber : Kompas.com
0 Komentar