Semua
orang berbicara tentang keadilan, semua orang selalu mengharpkan keadilan,
semua orang ingin membela keadilan. Tetapi tidak semua orang berbuat adil,
tidak semua orang mencerminkan keadilan bahkan melecehkan keadilan. Adapula
orang yang menindas orang atau kelompok lain dengan dalih keadilan. Banyak
orang yang mencari keadilan dengan penindasan. Adapula yang berteriak
memperjuangkan keadilan tapi malah melecehkan keadilan. Begitu sulitkah
mewujudkan keadilan.
Pada dasarnya agama diturunkan oleh
tuhan pada umat manusia agar bias terwujud keadilan. Tetapi banyak umat manusia
mempergunakan agama untuk menindas dan menjatuhkan dan mendzolimi orang lain.
Negara dibangun pada dasarnya untuk melindungi rakyat dan bangsanya dari ketidak
adilan namun banyak orang yang memanfaatkan Negara untuk merampas dan mengeruk
kekayaan bangsa ini dengan dalih keadilan. Sudah gagalkah agama dan Negara
menciptakan keadilan.
Banyak orang diberi amanah untuk
memfasilitasi orang untuk mendapatkan keadilan, namun kewnangannya itu
digunakan untuk menjauhkan orang lain dari keadilan. banyak orang membuat
system dan akses menuju keadilan, namun
system dan akses itu dibuat untuk
menindas orang lain. Siapakah yang memiliki keadilan? untuk siapakah keadilan?
ditangan siapakah otoritas keadilan? tanggung jawab siapakah mewujudkan
keadilan ini.
Keadilan merupakan pra sarat untuk
mencapai rasa aman. Sedangkan rasa aman merupakan hirarki k edua dalam hirarki
kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow. Sehingga keadilan harus diwujudkan
untuk memenuhi rasa aman agar bisa melangkah menuju tingkatan kebutuhan
berikutnya. Selama keadilan tidak diwujudkan, maka rasa aman tidak akan pernah
dirasakan oleh manusia. Selama rasa keamanan masih belum dimiliki, maka untuk
melangkah terhadap hirarki kebutuhan berikutnya tidak akan terjadi, termasuk
mengaktualisasikan diri.
Mewujudkan keadilan menjadi tanggung jawab kita semua
seluruh elemen masyarakat, khususnya para kaum terpelajar. Pramoedya Ananta Toer,
penulis ternama di Indonesia, menulis dalam novelnya Bumi Manusia. “Seorang
terpelajar harus sudah mulai berlaku adil sejak dari pikiran apalagi dalam
perbuatan”. Akan tetapi tidak ada jaminan seorang yang terpelajar akan senantiasa berlaku adil. Orang-orang
yang menyelewengkan wewenangnya dalam menegakkan keadilan bukanlah orang yang
tidak terpelajar bahakan banyak dari mereka yang telah memiliki gelar professor
atau doctor, dan tidak tanggung-tanggung gelarnya mereka dapatkan dari luar
negeri.
Untuk itu perilaku dan sikap adil memang harus sudah
ditanamkan sejak dini, sejak dari masa pendidikan. Tetapi perilaku dan sikap adil itu tidak akan
pernah dimiliki kalau sekolah atau kampus masih belum bisa berbuat adil. Namun
sampai saat ini keadilan di dalam dunia pendidikan masih jauh dari kata
sempurna. Akankah para terpelajar negeri ini akan bersikap adil atau hanya
berkoar tentang keadilan saja selama pendidikan negeri ini masih sering tidak
bersikap adil?. Para terpelajar dan intelektual adalah harapan utama untuk
menegakkan keadilan di negeri ini.
Wallahua’lam bi
al-shawab
Oleh : Abdullah Baidlai*
*.
Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
0 Komentar