Subscribe Us

header ads

Spritualitas Ramadhan


Bulan suci ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan bagi ummat muslim, pada bulan yang diyakini penuh dengan ampunan ini, masyarakat muslim berusaha berlomba-lomba dalam kebaikan (fastaiqul khoirot), sebagai bentuk rasa syukur terhadap hikmah datangnya bulan suci.
Puasa pada bulan ramadhan ini, sesungguhnya tidak hanya sekedar menahan rasa haus, rasa lapar saja, namun perlu ditelisik ulang, bahwasanya pada bulan ini pula, banyak peristiwa-peristiwa penting yang harus dijadikan hikmah bagi kita semua. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada bulan suci itu adalah:
Ø Diturunkannya Al-qur’an (Nuzulul Qur’an).
Ø Satu-satunya nama bulan yang terdapat di Al-Qur’an (Al-Baqarah: (2) : 185).
Ø Kemenangan besar yang diperoleh Rosulullah dalam perang badar.
Ø Penaklukan mekkah.
Ø Terdapat satu malam, lebih baik dari seribu bulan, (Al-Qadar (97) : 3).
Ø Diwajibkan berpuasa, (Al-bagarah (2) : 183)
Ø Diangkatnya Muhammad menjadi Rasul Allah.
Ø Dilimpahkannya pahala yang sangat tinggi oleh Allah Swt.
Ø Dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka, meski hal tersebut dalam bentuk kiasan.
Ø Orang yang menghayati dan merenungi esensi berpuasa, serta melakukannya dengan rasa ikhlas, insyaAllah akan diampuni dosa-dosanya.

Salah satu arti Ramadhan secara bahasa adalah panas dan membakar, panas yang menyengat, panas yang diakibatkan sinar matahari, keringnya mulut dikarenakan haus. Bulan puasa dinamakan demikian karena di bulan ini dosa-dosa hangus terbakar oleh amal-amal soleh. Shiyam atau shaum merupakan qiyam bila ‘amal, yang berarti beribadah tanpa bekerja. Dikatakan tanpa bekerja karena puasa itu sendiri bebas dari gerakan-gerakan, sehingga segala sesuatu yang diam dan tidak bergerak berarti sesuatu shiyam, sedang berpuasa. Defisini lain shaum sebagai :hal meninggalkan makan, minum, menikah dan berbicara”. arisandi.com.

Puasa adalah ibadah diam, tanpa ada gerakan, diam yang dimaksud secara esensial, lantas bukan diamnya fisik, namun lebih dari itu, segala sesuatu yang mengerakkan hati, pikiran dan jiwa, diupayakan diam, ketika mengarah pada hal-hal yang negative. Setiap insane memiliki emosi, hati, intelektual (akal pikiran), dan fisik merupakan kesatuan yang tak terpisah dan bertautan satu sama lain. Puasa merupakan bentuk latihan dalam rangka menyeimbangkan dan mengendalikan nafsu yang kotor dalam diri. Lantas bulan ramadhan ini sebagai bentuk latihan diri untuk mengendalikan hawa nafsu yang bersifat kotor, sehingga dengan proses dilatih, mampu seimbang satu sama lain.
Jiwa yang bersih dan bahagia adalah jiwa yang muthmainnah, sudah sangat jelas di paparkan dalam kita suci yang arti bebasnya adalah: wahai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu, dengan mendapatkan ridho dan dalam kondisi yang tenang (Bahagia) kepada Tuhanmu, dan masuklah engkau sebagai seorang  hamba, dan masuklah kedalam sorga”. Jiwa yang tenang karena mendapatkan hidayah dan petunjuk yang mengarah pada jalan yang lurus (sirot al mustqim), jalan yang lurus adalah yakin dengan keberadaan Tuhan secara kaffah (totalitas), sehingga tak ada satupun yang dituju, kecuali keindahan bertemu dengan sang kholig, penguasa alam semesta ini.
Kehidupan merupakan proses yang harus dilalui, keberadaan kita dimuka bumi ini pada hakekatnya adalah titipan, baik secara personal, maupun dalam ruang lingkup kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Manusia sebagai mandataris Tuhan, harus menyadari dan memahami secara penuh dengan peran dan fungsi sebagai makhluk social, makhluk individual, dan makhluk yang memiliki system kepercayaan dan keyakinan. Tuhan yang maha misterius dan bekerja diluar kesadaran manusia pada satu sisi, merupakan bentuk bahwa kebera-ada-annya, adalah manifesto yang tertuang kedalam alam jagad raya ini. Semua yang ada di atas jagad raya ini hanya bergantung pada Dia, Tuhan seru sekalian alam. (Fj)


Posting Komentar

0 Komentar