Ditengah hiruk pikuk
kampong metropolitan, berbagai macam persoalan tumbuh dan berkembang, serta
saling bertautan satu sama lain. Banyak problem yang terjadi, baik yang
bersifat personal, kelompok, maupun persoalan gurita yang menyengsarakan.
Hari-hari berlalu,
kerlap-kerlip merusuar berpijar menerangi sudut-sudut kota yang kian rapuh
ditelan jaman, negeri indah yang menjadi
impian damai dan sentosa masih jauh dari harapan. Barangkali inilah yang
disebut kang Tejo sebagai negeri hayalan dan semu semata. Saat ini ada bapak
kepala Negara yang rakyat sering menyebutnya dengan pak beye. Pak beye selaku
kepala suku negeri ini, beliau ahli strategi dalam militer, politikus, dan juga
beliau memiliki segudang jabatan yang strategis berkat kelihaiannya bermain
petak umpet, tentu saja strategi itu dibangun tetap didampingi ibu Ani yang
sangat setia mendampingi perjalanan pak beye.
Suatu malam, dimana
negeri yang indah ini mulai gaduh, saling sikat dan sikut untuk mempertahankan
eksistensi, pak beye sudah siap-siap dengan senjata militernya, sebab ibu-ibu
umur 70-an akan berdemonstrasi dan akan mengkudeta pak beye, katanya sih
begitu…
Dalam kesempatan itu
pak beye sama ibu-ibu anonymus sempat bertatap muka dan saling ledek, kaitannya
dengan pemerintahan pak beye… ibu-ibu (anonymus) itu pun mulai pembicaraannya.
Ibu-ibu
“ Selamat siang pak beye, to the point aja dah, saya mau nyampaikan kegelisahan
saya seputar negeri ini, pak beye selaku penanggung jawab umum dengan kekuatan
partainya, dan dengan jargon-jargon sebagai partai bersih, mana tuh buktinya
pak beye…..
Pak
beye “ ibu sabar ya, negeri kita masih sedang dalam proses
penataan dan pengembangan untuk maju, sabar sedikit ya, nanti kita sama-sama
membangun negeri ini menjadi lebih indah lagi..
Ibu-Ibu
“jangan
muter-muter jawabnya dooongg pak, rakyat sudah banyak kehilangan trust dan
simpatik tuh, pada pak beye dan partainya…partai pak beye jadi sarang mafia
tuh…..
Pak
Beye “ia tenang sedikit ya buk…partai ini masih labil dan membutuhkan
kader-kader baru yang tidak nakal, biar partai ini menjadi partai yang
siiiipppp…dan disegani…
Ibu-ibu
“
siiiipp gimana pak beye??apa siip korupsinya, siipp liiknya, atau siippp
mengkelabui rakyat…ah kecewa gua nih ke pak beye…
Pak
beye “ tenang ya buk
nanti saya sampaikan secara detail….pertemuan lebih lanjut nanti biar
disampaikan oleh jubir saya….
Perdebatan ibu-ibu umur
70-an itu akhirnya usai juga, masing-masing meninggalkan tempatnya, tetapi
banyak hal yang masih tersangkut paut baik dibenak pak beye maupun dibenak
ibu-ibu itu yang menamakan dirinya tergabung dalam kelompok Majelis Kedaulatan
Republik Indonesia.
Ditengah hiruk-pikuk
kondisi politik, muncul kabar bahwa pak haji Rhoma Irama sejenak menjadi perhatian public, akan keseriusannnya
untuk menggantikan pak beye pada periode berikutnya, banyak wartawan
mengejar-ngejar dan meminta tanggapan pak haji, seputar pencalonan dirinya.
Beredarnya rumor
mengenai pencalonan bang Haji Rhoma, sebutan populisnya dengan cepat melesat
bagai kilat, para pemburu berita pun dengan epat pula bergerak menari informasi
akan kebenaran tersebut…
Wartawan
“ eh…bang haji met pagi menjelang siang, kok tiba-tiba ada desas-desus mengenai
penalonan bang haji untuk jadi RI 1, serius nih bang haji??
Rhoma
“ serius dong, saya kan akan merebut Ani dari tangan SBY…hahahahah…guyon kawan…
Wartawan
“ apa
motivnya bang haji menalonkan diri untuk adi RI 1…
Rhoma
“yang jelas motivasi saya, pengen melakukan perubahan menuju arah yang lebih
baik… sudah-sudah ya,,,saya masih banyak pertemuan dengan para ulama dijawa
timur, jadwal saya sangat padat….
Selang beberapa hari
kemudian kabar tentang pencalonan bang haji Rhoma Irama sudah menyebar
diberbagai media, ada yang pro dan juga ada yang kontras, bahkan silet pun
mengupasnya dengan tajam.
Suatu malam bang haji
di undan goleh pihak managemen metro tv, ia di undang di mata najwa, mata yang
tajam seperti sorot kamera yang bisa menepas apa saja yang kena
lensanya..hehehehe…
Sebagai presenter dan
pemandu acara Najwa Shihab, hadir lebih awal dari bintang tamu sang raja
rangdut yang pengen beralih profesi menjadi sang president..
Najwa
“Assalamualaikum bang haji, gimana kabarnya malam ini?
Rhoma
“ Al
hamdulillah baik
Najwa
“ by he way, bang haji serius nih untuk mencalonkan diri jadi RI 1
Rhoma
“ lebih dari serius dong..
Najwa
“ Apa motivasinya bang haji?
Rhoma
“ motivasi saya mencalonkan diri ini, karena bangsa ini sudah terlalu…
Najwa
“ terlalu gimana itu maksudnya bang haji?
Rhoma
“ terlalu banyak korupsinya
Terlalu banyak
mafia hukumnya…
Terlalu banyak broker politiknya…
Terlalu banyak penguasa nakal, dan masih
banyak terlalu pokoknya mbak Najwa
Najwa
“ melihat bang haji kan musisi nih, dan sudah punya gelar si Raja dangdut, apa
sih alasan mendasar untuk menjadi RI 1?
Rhoma “ mau
merebut kuasa, harta, dan cinta…hmmmmmmmm…sedikit bang haji membuka rahasia…
Najwa “ia…ia,…boleh
juga tuh bang haji…bagaimana dengan dukungan ntk bang haji?
Rhoma “ para
ulama di Indonesia ini sudah sepakat dan sangat apresiatif mendukung saya,
terutama ulama dari jawa timuran yang notabene kaum nahdiyin..
Najwa “dukungan
dari tingakat internasional, bagaimana bang haji?
Rhoma “ditingkat
internasional masih belum melakukan komunikasi politik”
Najwa ”
bagaimana bng haji akan jadi RI 1, kalo tingkat internasional masih belum ada
yang ngedukung, kira-kira siapa saja tokoh internasional yang bang haji tahu?
Sejenak
bang haji terdiam, kayak tidak menemukan jawabang apa yang harus dijawab, dan
akhirnya bang haji balek bertanya, “kalo mbak Najwa Tanya siapa ulama yang ada
di Indonesia dan diluar negeri, pati mereka akan kenal dengan si Raja dangdut
ini,…
Najwa“ demikian
karena waktunya sudah habis, salam Indonesia…
Najwa dan Bang Haji pun
bergegas meninggalkan tempat masing-masing dengan berbagai uneg-uneg yang masih
belum selesai…maklum artis yang ingin jadi politisi, harus berakit-rakit
dahulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu baru bersenang-senang
kemudian…
Akhirnya gembar-gembor
mengenai penalonan bang haji hilang bagai ditelan bumi, media tak lagi
memberitakan si raja dang dut yang ingin menjadi kepala Negara.
Berselang beberapa hari
kemudian, ditengah kerlap-kerlip lampu kota yang berpijar, malam itu di
Indonesia Lawyer Club, Dujiwo Tejo yang lagi merana ingin menelan orang, dan
Karni Ilyas yang terbata-bata ngoceh dimedia.
Hadir pada kesempatan
malam itu :
Karni
ilyas sebagai pemandu acara…
SBY
sebagai
kepala suku nusantara..
Anas
sebagai
anak haram yang terbuang…
Sujiwo
Tejo
sebagai dagelan, gangster…dan tukang obok-obok…
Perbincangan pun
dimulai dengan tema “ Masa depan bangsa” akan dibawa kemana?
Karni
Ilyas “selamat malam Indonesia, selamat malam dan salam
sejahtera, pada kesempatan kali ini saya sebagai pemadu ILC, akan mendiskusikan
seputar masa depan bangsa, akan dibawa kemana? Baik bapak-bapak, ibu-ibu dan
hadirin para undangan yang kami hormati, monggo kita diskusikan bersama
bagaimana masa depan negeri yang hijau ini?
Dari beberapa yang
hadir, Marzuki angkat bicara “ bangsa ini pertumbuhan ekonomi sudah stabil,
tinggal membenahi kekurangan yang ada, pak beye, sudah berupaya maksimal dalam
hal membangun bangsa, tinggal bagaimana
selanjutnya, ini tentu bergantung pada yang lebih muda.
Karni
Ilyas “ bagaimana menurut pak anas?
Anas
“menurut saya masa depan bangsa bergantung pada Seorang pemegang amanat, selain
harus menunjukkan konsistensi kinerja, juga butuh konsistensi moral. Hal inilah
yang kini sedang dipertaruhkan dalam pesta dan panggung demokrasi..
Sujiwo
Tejo “kalo bagi saya bicara soal masa depan bangsa,
Mesuram, apa itu mesuram, masa depan suram, tapi tetap optimis, sejarah adalah
cermin untuk melakukan tindakan dimasa yang akan dating, ketika hari ini
semakin bejat, dan lebih bejat dari era sebelumnya, maka tidak ada jaminan
negeri ini akan jauh elebih bejat dari masa yang akan dating…bukan begitu…bayangkan
ketika para pejabat sudah banyak uang, bukan lantas untuk menolong yang miskin,
tapi dibuat foya-foya dan jajanan malam dengan para janda, dan perempan binal….ini
kan astaga, namanya…
Ketika bicara masa
depan, maka hari ini apa yang menjadi prioritas dari program pak beye dan
sengkuninya, apakah programnya ternak jabatan, ternak kesenangan fana, atau
ternak yang lain-lain….
Sby
“saya
sebagai kepala Negara bertanggung jawab penuh atas situasi dan kondisi bangsa
ini, maaf jangan hanya bias mengkritik, tetapi juga harus mampu membangun jiwa
nasionalisme kita untuk bersama-sama menjadikan negeri ini lebih makmur dan
jaya lagi…
Sujiwo
Tejo “ begini bapak kepala Negara, hari ini program untuk
rakyat apa yang bersentuhan langsung, hamper bias dikatakan tidak ada…apa
dengan akun twitter baru pak beye menmbah kesibukan baru dengan ngetwett…akun-akun
sengkuninya..lalu apa??
Kalo negeri ini seperti
ini terus, maka saya akan memberikan label pada negeri ini, sebagai negeri jancoker,
bukan begitu pak beye..
SBY
“ twitter
itu kan salah satu media jejaring social yang memiliki banyak manfaat untuk mengkoneksikan
satu sama lain, kan ngak ada salahnya kali saya juga nimbrung, meski saya
sebagai kepala Negara, ketua partai, dan lain, tentu saya juga pengen melakukan
komunikasi lewat twitte …
Karni
Ilyas ”oke pak beye, anda benar dengan persepsi anda ebagai
seorang kepala Negara, bung Tejo juga benar dalam pandangan bung tejo sendiri…
Sujiwo
Tejo “begini bung karni, impian untuk menjadi demokrasi,
justru hanya retorika dan pampang image
saja, politik yang katanya santun, justru berbalik arah menjadi kedaulatan
nepotisme…apa itu namanya, apa itu yang disebut dengan program, jadi ada dua
hal bung karni untuk menjadikan negeri ini terbebas, pertama: hukum mati para
korup, kedua: hokum mata juga para birokrasi yang hanya bisa memakai alat
kekuasaan untuk meraup keuntungan pribadi dan kelompok…
SBY
“
cukup, kritik boleh saja, memang saya akui, bahwa saya memiliki akun twitter,
dan itu baru lounching baru-baru ini…saya akui juga kalo saya sudah mereangkap
beberapa jabatan, karna situasi dan kondisi yang memaksa begitu kenyataannya.
Hari-hari terus berlalu,
perubahan demi perubahan terus berputar laksana semesta yang mengelilingi
porosnya, begitu pula dengan perubahan itu sendiri..kepala Negara juga manusia,
dia juga pengen Twitter-an meski banyak gangster disekelilingnya…termasuk tuan
tejo, yang siap ngoeh kapan saja, kalau pak beye mulai nyeleneh….
(Nb: Cerita ini hanya
fiktif belaka, Hasil dari imajinasi yang tertuang dalam catatan harian penulis)
0 Komentar