Subscribe Us

header ads

Lorong Panjang Menuju Pulang

Kalaupun hidup kita maknai dengan sebuah perjalanan, maka sesungguhnya kita adalah para musafir yang sejenak berteduh di pelataran dunia ini. hidup dan kematian pada kenyataannya adalah dua hal yang cukup tipis perbedaannya.

Orang sufi pun akan mengatakan bahwa yang ada dimuka bumi ini hanyalah aksesoris yang fana dan keberadaannya sangat menipu. Aksesoris itu tidak lain adalah keindahan dan kesenangan yang bersifat sesaat dan siapa yang tidak sanggup melewati kefanaan-kefanaan tersebut maka jalan sesat akan ia temukan.

Siapakah aku? pertanyaan yang mudah tetapi ketika ditelisik lebih jauh lagi amatlah rumit. keberadaan kita didunia ini bagai setitik debu yang bertebaran dan akan hinggap pada dahan-dahan yang siap untuk ditunggangi.

Lorong kehidupan sangat erat kaitannya dengan sketsa waktu, situasi dan kondisi, dimana semuanya akan mengalami yang namanya perubahan. perubahan tersebut erat hubungannya dengan sisi negatif atau sisi positif, karena keduanya bagai mata uang yang hampir sama.

Di lorong kehidupan ini, yang namanya duri, jalan berdebu, licin, terjal dan menurun semuanya adalah dinamika yang memang harus dijalani, sanggup ataupun tidak, sulit ataupun mudah itulah kehidupan yang penuh dengan tanda tanya dan teka-teki.

Semua orang memiliki ambisi dengan kapasitas dan kesukaannya masing-masing. akal pikiran, hati dan jiwa sebagai pemandu kehidupan ini, lantas tidak bisa kemudian kita kesampingkan, sebab semua yang terjadi atas kehendak sang Ilahi robby mesti disyukuri dan dinikmati, bukan lantas memaki-maki Tuhan dan yang lebuh tragis apabila sang pengatur mau diatur dengan kehendak dan ambisi kita sebagai seorang hamba.

Setiap individu memiliki strategi atau cara dengan persepsi masing-masing, sangat tidak pantas apabila tujuan yang baik dilakukan dengan cara yang tidak baik, karena semuanya memiliki causalitasnya masing-masing. Lorong yang panjang ini adalah jalan kehidupan, dimana setiap inidividu dituntut untuk memiliki kualitas diri dan menjadi pribadi yang bermakna dan bernilai dalam kehidupan dunia ini.

Semua ini memang panggung sandiwara yang dipenuhi dengan lakon, semua pilihan mestilah mengandung konsekuensinya. maka pilihlah yang terbaik menurut anda, dan jadilah pribadi pemaaf meski jiwa itu seringkali memberontak dan ditutupi dengan kebencian.


Posting Komentar

0 Komentar