Ditahun 2013 ini, yang kebanyakan orang menyatakan sebagai tahun ular
air, memang tidak bisa kita pungkiri dalam kancah dunia realitas penuh
dengan intrik, taktik dan tipu daya, dunia akal-akalan, dunia yang
sejatinya selalu ingin mengarah pada hal negatif, sehingga berdampak
keburukan.
Lantas negeri yang bernama Indonesia yang cukup luas dan sangat
mengagumkan akan hasil kekayaan, dari awal sudah kita ketahui bersama,
mungkin hanya 40 % rakyat yang menikmatinya, itupun terjadi pemilahan
dan pemilihan, sungguh faktanya tidak bisa merata.
semua orang memiliki keinginan untuk sukses, dengan indikator memiliki
harta yang melimpah, dan gaya hidup yang juga cenderung akan berubah.
sukses dan gagal, impian yang tercapai atau tidak, mimpi nyata atau
sekedar mimpi, sebetulnya terbangun dalam masing-masing persepsi
dikepala.
melihat, memahami berbagai informasi dimedia, terutama media online yang
cukup fenomenal digandrungi oleh manusia ” modern” isu ataupun gosip
begitu cepat tersebar, walaupun pada kenyataan yang sebenarnya, apa yang
diinformasikan belum tentu kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan
secara penuh. berapa persenkah informasi tersebut bisa dikonsumsi oleh
kita, sehingga akan membentuk opini baru dan formula gerakan baru dalam
dunia nyata?
Pantaskah negeri kita ini disebut dengan negara dongeng, yang penuh
dengan gosip, intrik, penuh dengan fitnah. diam-diam semua element
melakukan gerakan dengan berbagai variannya, mulai dari yang tampak,
sampai pada underground. dengan tujuan mengerucut pada eksistensi
manusia sebagai kholifah dengan ditunjukinya sebagai pengendali
kekuasaan.
ada pepatah yang mengatakan ” lebih baik memiliki segenggam kekuasaan, dari pada sekeranjang kebenaran”
apa kemudian kebenaran itu menjadi hal yang sangat langka pada konstek
saat ini?? atau mungkin kebenaran, kejujuran, amanah, hanya ada dalam
omongan semu saja, sementara pada kenyataan dilapangan kebenaran,
kejujuran, dan amanah telah lama dikebiri, bahkan dikubur hidup-hidup.
masih cukup banyak beragam kasus dinegeri ini yang tidak tuntas
keberadaannya, karena itu tadi hukum pun bisa dipolitisir, apalagi
pemegang kekuasaan bisa mengambil alih dari hukum menjadi politik.
tetapi tak ada yang perlu dipersalahkan, hanya saja sistem yang rusak,
bagaikan saraf-saraf dalam tubuh yang berjalan bukan dijalurnya. apa
yang akan terjadi?
0 Komentar