Kubu Susilo Bambang Yudhoyono diperkirakan belum menyelesaikan
kompromi dengan kekuatan-kekuatan lain di Partai Demokrat, yang
ditujukan agar kongres luar biasa berjalan mulus.
Karena itu, tak mengherankan jika rencana penyelenggaraan kongres luar biasa (KLB) hingga kini terkesan mengalami tarik ulur.
”Dalam
jangka pendek, KLB dilihat oleh SBY sebagai titik balik untuk
memperbaiki soliditas Demokrat. Maka, penentuan ketua umum dalam KLB
diharapkan dilakukan secara aklamasi sehingga tidak ada pertarungan
politik,” kata pengamat politik Yunarto Wijaya dari Charta Politika,
Rabu (6/3), di Jakarta.
SBY, menurut Yunarto, tidak akan
membiarkan KLB berkembang liar menjadi ajang untuk tidak hanya memilih
ketua umum, tetapi juga untuk, misalnya, mengubah anggaran
dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART). Dia memprediksi KLB diarahkan
memiliki satu agenda, yakni penentuan ketua umum, dan ini diupayakan
secara aklamasi.
Pengamatan Yunarto, persoalan Demokrat saat ini
adalah siapa sosok calon ketua umum pengganti Anas Urbaningrum yang coba
disodorkan SBY kepada pengurus daerah. ”Sosok itu harus netral supaya
dapat diterima oleh para pengurus daerah selaku pemegang hak suara.
Toto Rianto (Direktur Eksekutif Partai Demokrat) tidak bisa diterima.
Soekarwo (Ketua DPD Jawa Timur) bisa diterima, tetapi ia berdomisili di
Jatim,” ujarnya.
Dalam situasi mencari titik temu agar KLB dapat
berjalan mulus, lanjut Yunarto, kubu SBY mau tidak mau harus
berkompromi dan merangkul kekuatan lain, seperti kubu Anas.
Sebelumnya,
anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, meyakinkan,
partainya solid dan tidak ada masalah jika menggelar KLB. Mubarok yakin
tak akan ada perpecahan apa pun di tubuh Demokrat saat KLB berlangsung.
Namun,
pengajar politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, AA Gn Ari
Dwipayana, berpendapat, fragmentasi di tubuh Demokrat justru akan
semakin kental saat Pemilu 2014. Persaingan internal antarcalon anggota
legislatif justru akan kian ketat. Sistem pemilu dengan penetapan calon
terpilih berdasarkan suara terbanyak justru membuka ruang pertarungan
antarfaksi.
Segera rapat
Anggota Dewan
Kehormatan Partai Demokrat, EE Mangindaan, mengatakan, dalam satu dua
minggu ini, partainya akan menggelar rapat untuk memutuskan perlu
tidaknya KLB. Syarat pengganti Anas, harus berkonsentrasi penuh mengurus
partai dan merupakan kader partai. Namun, partainya belum membicarakan
siapa sosok pengganti Anas.
Sejumlah dewan pimpinan daerah
mendesak Majelis Tinggi Partai Demokrat segera menggelar KLB. KLB
diyakini menjadi sarana yang tepat untuk rekonsiliasi kader pascapolemik
akhir-akhir ini.
”KLB diharapkan menuntaskan berbagai persoalan
ataupun sekat-sekat di kalangan internal partai,” ujar Ketua DPD Partai
Demokrat Sulawesi Selatan Ilham Arief Sirajuddin di Makassar.
Ketua
DPD Partai Demokrat Gorontalo Gusnar Ismail juga percaya, terpilihnya
ketua umum baru melalui KLB akan membuat Demokrat semakin solid.
Apalagi, pendaftaran caleg segera dibuka.
Menurut anggota Dewan
Pembina Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, opsi KLB masih terbuka. Opsi
pelaksana tugas (plt) ketua umum juga dimungkinkan oleh AD/ART.
”Penunjukan plt juga bisa diajukan kepada Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia,” kata Menteri Hukum dan HAM ini.
Sumber : kompas.com
0 Komentar