Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan pendukung disinyalir akan menggunakan kongres luar biasa untuk pertempuran guna mempertahankan posisi mereka di Partai Demokrat.
Sinyalemen ini terlihat dari niat rekan dekat Anas, seperti Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Demokrat Saan Mustopa, maju dalam pemilihan ketua umum Demokrat dalam kongres luar biasa (KLB) mendatang. ”Kalau suara-suara DPD dan DPC ada, kami akan pertimbangkan,” kata Saan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/3/2013).
Saan adalah rekan dekat Anas. Keduanya berteman sejak 1995, saat tergabung dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam. Tahun 2005, Anas dan Saan bersama-sama masuk Demokrat. Saat pemilihan ketua umum Demokrat 2010, Saan jadi anggota tim sukses Anas. Di saat-saat penting dan genting, Saan beberapa kali bersama Anas. Sebelum Anas menyatakan berhenti setelah ditetapkan sebagai tersangka, Saan besama-sama Anas.
Wakil Sekjen Demokrat Ramadhan Pohan, mantan anggota tim sukses Andi Mallarangeng, mengatakan, ”Saan punya hak. Siapapun yang punya KTA (kartu tanda anggota ) Demokrat saat KLB punya hak.”
Ramadhan mendukung Kepala Staf TNI AD Pramono Edhie Wibowo, adik Kristiani Herawati Yudhoyono. Menurut dia, Pramono Edhie pas dengan realitas Demokrat saat ini. Muncul juga nama Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Gubernur Jatim Soekarwo, dan mantan Ketua Umum Demokrat Hadi Utomo. Nama lain, Ketua DPR Marzuki Alie dan Direktur Eksekutif Demokrat Toto Riyanto.
Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menegaskan, KLB Demokrat akan digelar akhir Maret. Ia menyebutkan, sesuai arahan, ketua umum akan dijabat oleh kader partai dan tidak akan merangkap jabatan.
M Qodari dari Indo Barometer mengatakan, kubu Anas hanya punya satu pilihan di KLB, yaitu bertarung. ”Jika diam, mereka akan disingkirkan dari kepengurusan partai dan fraksi di DPR. Jika bertarung, ada dua kemungkinan. Kalah akan disingkirkan, tetapi jika menang posisi di partai akan tetap atau bahkan bertambah kuat,” ucap Qodari.
Namun, Qodari melihat, pendukung Anas tidak sekuat sebelum Anas ditetapkan sebagai tersangka. ”Jika dilihat sekilas, sekarang Marzuki menjadi calon terkuat. Dia pernah jadi sekjen. Saat kongres, perolehan suara Marzuki juga persis di bawah Anas,” ujarnya.
Marzuki sejauh ini telah menyatakan siap jadi ketua umum dan mengaku telah menerima banyak dukungan dari daerah.
Terkait KLB, peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, R Siti Zuhro, mengatakan, tidak mudah mencari sosok ketua umum yang mampu menjawab gonjang-ganjing konflik internal selama ini. Sosok itu harus bisa menjalin kerja sama dengan Majelis Tinggi, sesama pengurus pusat, dan punya hubungan baik dengan pengurus daerah. Pemimpin baru juga harus bersih dari indikasi korupsi agar partai tidak tersandera kasus serupa.
”KLB akan terbuka pada pertarungan kubu-kubu dalam Partai Demokrat. Tidak tertutup kemungkinan adanya kejutan,” katanya.
Tiga kubu Demokrat
Setidaknya ada tiga kubu yang tampak menonjol dalam pencalonan ketua umum Demokrat. Kubu Cikeas di bawah kendali Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono bakal mengajukan nama yang dianggap loyal, dapat dipercaya, dan patuh. Kubu Marzuki menawarkan alternatif. Adapun kubu Anas, antara lain, diwakili Saan Mustopa.
”Jika Yudhoyono dapat meredam semua kepentingan sambil memberikan konsesi yang memuaskan untuk kubu lain, KLB akan cepat dan memperoleh calon dari Cikeas. Namun, jika tawar-menawar sulit, kemungkinan pencalonan dan kompetisi semakin terbuka,” katanya. Sumber : Kompas
0 Komentar