Subscribe Us

header ads

Kini Anas Lantang Menantang SBY

Ketika masih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Anas Urbaningrum secara diam-diam melakukan perlawanan terhadap “God Father” PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Anas tidak berani secara lantang menentang SBY namun diam-diam melakukan konsolidasi untuk menentang SBY. Itulah juga mengapa Anas tidak bisa begitu saja dilengserkan dari kursi Ketum PD.
Pada saat dia disalahkan karena elektabilitas PD turun di lembaga survei, Anas juga melakukan perlawanan dengan menekankan pentingnya prestasi pemerintah dalam meningkatkan elektabilitas partai. Tetapi tentu saja Anas menyatakannya dengan santun dan bahkan menyalahkan media massa dan kader yang kurang mempublikasikan prestasi pemerintah yang Presidennya adalah SBY.
Kini masa-masa menentang dengan sopan sudah ditinggalkan. Anas tidak lagi diam-diam melakukan pertentangan dan berusaha mengurangi pengaruh SBY di PD. Anas sudah mulai lantang menantang SBY yang tidak suka atas kehadirannya di PD.
Pernyataan Anas yang paling keras adalah ketika dia membukakan bahwa SBY pernah memintanya mundur dari Kongres Demokrat dan tidak maju sebagai calon Ketua Umum.
“Ada dinamika dan tekanan yang kuat. Saya diminta mundur sebagai kandidat ketua umum, termasuk oleh Pak SBY,” kata Anas dalam wawancara dengan RCTI, Rabu (27/2/2012). Selain SBY, beberapa politisi Partai Demokrat lainnya juga sempat memintanya untuk mundur.
Pernyataan Anas ini semakin menguatkan isu politik adanya tekanan kepada Anas pada saat itu. Meski mendapat tekanan, Anas akhirnya tetap memenangkan Kongres dan berhak menjadi Ketua Umum PD. Sayang, konflik Anas dan SBY tidak selesai dan SBY masih berharap Anas tidak jadi Ketua Umum. Anas bahkan menyebutkan dirinya ibarat bayi yang tidak diharapkan lahir di PD.
Dugaan saya mengapa Anas seperti bayi yang tidak diharapkan lahir di PD tentu saja karena keinginan SBY akan tampilnya Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), anaknya, sebagai seorang pemimpin di PD. Tetapi aura kepemimpinan Anas telah mengalahkan Ibas yang bagi kebanyakan orang tidak ada tampang jadi pemimpin. Sebagai Sekjen saja, Ibas tidak punya kapasitas yang mumpuni.
Anas yang merasa telah disingkirkan di PD, memang menyisakan sebuah sakit hati. Kini, dia pun siap melakukan perlawanan kepada SBY. Setelah isu century digulurkan, kini Anas seperti ingin menarik Ibas dalam pusaran korupsi Hambalang. Hal ini terindikasi ketika Anas ditanya tentang ada atau tidaknya peran Ibas di kasus Hambalang.
“Pak Amir-lah yang lebih pas (menjelaskannya),” kata Anas singkat pada wawancara dengan RCTI, Rabu (27/2/2013).
Ibas yang mendengar kabar bahwa dia dikait-kaitkan dengan kasus Hambalang, terlihat panik ketika menjawab pertanyaan wartawan. Syukurnya, dia tidak bersumpah seperti Anas.
“Janganlah membawa isu dengan mengaitkannya ke saya. Semua itu ngawur dan diada-adakan. Semoga hukum tegak lurus,” kata Ibas.
“Seribu persen, saya ulangi, seribu persen, berita itu tidak benar,” katanya.
Hanya proses hukumlah yang mampu menguak peran Ibas di kasus ini. Tetapi jika Nazaruddin dan Anas mengaku bahwa Ibas terlibat, bukankah itu sudah cukup menjadikan Ibas sebagai orang yang patut diduga terlibat?? Apalagi jika ada bukti yang mampu menyeret Ibas ikut diproses.
Menarik memang melihat proses hukum dan politik di negara ini ke depan. Bayangkan, bagaimana nantinya KPK akan berhadapan langsung dengan anak penguasa?? Mampukah KPK bertindak independen?? Siapkah SBY melihat anaknya diproses hukum yang adil??
Jika Rasyi yang adalah anak besan SBY dapat keistimewaan, maka besar kemungkinan Ibas pun akan mendapat keistimewaan. Semoga keistimewaanya bukanlah tidak jadi diselidiki.

Penulis : Palti Hutabarat

Posting Komentar

0 Komentar