Subscribe Us

header ads

Nek Adakah Sesuap Nasi Untukku Hari Ini??

Disebuah pulau terpencil dinusantara ini, sungguh banyak kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan, dan sungguh melimpah ruah, tetapi banyak pula anak-anak yang masih hidup dibawah garis kemiskinan, kelaparan, dan banyak pula yang terjangkit Gizi buruk, inilah fakta yang menunjukkan, ketidakpedulian dan keserakahan manusia, sehingga , menghilangkan nilai-nilai kemanusiaannya, dan nuranipun terpaksa digadaikan demi mengejar jabatan, kekuasaan, dan hidup dengan melimpah ruah, dengan banyak mengorbankan saudara-saudaranya, hanya demi sebuah kebanggaan.

Disebuah desa Y, hiduplah seorang nenek, kakek, beserta cucunya, yang bekerja serabutan, kadang jadi kuli, kadang mengarit rumput, dan terkadang pula harus mencari kayu untuk dijual. kehidupannya sungguh ironis dan sangat pas-pasan. tetapi semangat yang membara untuk mempertahankan dan melangsungkan hidup dan kehidupannya menjadi pendorong utama untuk melakukan sesuatu yang positif.

Kala itu sang nenek bekerja mencari daun-daun untuk kemudian dijual kepasar, meski hanya dengan mendapakan uang yang sedikit, yang penting masih bisa dibarter dengan semangkok beras untuk bisa dimasak disore hari. Nenek Enja (nama samaran), ia tak perenah mengeluh dan begitu sabar menjalani hidup, dengan cara banting tulang sendiri, karena sang kakek yang seharusnya menjadi tulang punggung, sudah menderita dan sering sakit-sakitan, sehingga cukup susah untuk melakukan perjalanan jauh.

Ryan adalah cucu nenek Enja, Ryan cukup rajin bersekolah untuk memberikan pengharapan dan menjadi kebanggaan bagi sang kakek dan nenek, tetapi Ryan bukanlah anak  manja, seperti temen-temennya yang lain. Sepulang sekolah Ryan setiap hari menghampiri sang nenek yang sedang berada dihutan untuk membantunya. Setelah membantu sang nenek Ryan pun harus bekerja keras dengan cara mengumpulkan batu-batu disungai yang tak jauh dari tempat tinggalnya, yang kemudian akan dijual untuk membiayai sekolahnya sendiri, Karena Ryanpun sudah tidak sanggup melihat kerja  keras neneknya yang hanya cukup untuk dimakan sekaligus bertiga, itupun kalo mangais rizki cukup maksimal.

Suatu hari Ryan dan Neneknya berbincang-bincang dirumahnya, sambil merebahkan diri, untuk medengarkan bahasa tubuhnya yang sudah rabuh dan ngak karua-karuan rasa sakit disekujur tubuh itu menjalar ditubuh sang nenek. Rasa tidak tega menghampiri Ryan, kemudian ryan menghampiri sang nenek sambil ngobrol santai
 
Ryan    : Nek, hari ini ngak usah kehutan untuk mencari dedauanan amupun kayu. sambil ngobrol ryan pun memijati tubuh sang nenek yang tinggal tulang dibalut kulit itu.
 
Nenek Enja : bagaimana kita bertahan hidup le, kalo nenek ngak kehutan, ngak bisa medapatkan semangkok beras untuk kita makan hari ini.
 
Ryan   : tapi nek, nenek kurang enak badan, biar Ryan yang akan pergi kehutan untuk mencari dedaunan.
Nenek Enja : ntar lagi kamu harus pergi kesekolah, lanjutkan belajar ya, ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab nene.
 
Ryan : tapi nek, Ryan membantah dengan ketus.
 
Nenek Enja  : nenek masih kuat untuk pergi kehutan, kamu lakukan tugasmu dan nenek akan melakukan tugas nenek, begitulah sang nenek dengan pendiriannya yang kuat.

perbincanganpun diusaikan, Ryan dengan pikiran yang kalut, dan selalu memikirkan neneknya harus berangkat kesekolah dengan berjalan kaki. tetapi Ryan tidak bisa tenang karena selalu berpikir tentang neneknya yang pergi kehutan, ia kwatir takut terjadi apa-apa dengan sang nenek. Ryan pun tidak bisa fokus dengan mata pelajarannya, akhirnya Ryan pamitan untuk pulang lebih dahulu, untuk menjemput sang nenek. Sesampainya dihutan Ryan cukup kaget melihat sang nenek yang tergeletak. lalu dipanggillah sang nenek berulang kali, Nek…nek…nek…bangun nek.. Al-hamdulillah jawb Ryan, ternyata sang nenek beristirahat dan hanya ketiduran.

Sore itu keduanya pulang dari hutan, sang nenek yang kurang enak badan, hanya memebawa parang saja dari hutan menuu tempat tinggalnya, dan Ryan dengan tenaga yang maksimal membawa kayu dari dalam hutan untuk ditampuk yang kemudian akan dijual. tetapi hari itu, Tuhan kembali menguji kesabaran mereka sekeluarga.
 
Ryan : Nenek sekarang masak apa, tanya Ryan pada sang nenek.
tanpa banyak ngomong, sang nenek pun menuju kedapur..
kayu bakar pun diselundupkan kedalam tungku, tempat memasak airpun diletakkan diatas tungku itu.
Ryan pun penasaran dengan apa yang dikerjakan oleh sang nenek..kembali Ryan memepertanyakan pertanyaan yang semula.
 
Ryan  : Nek masak apa sekarang???  kemudian sang nenek menjawab dengan isak tangis menderu!!
 
Nenek : Nak, hari ini nenek hanya bisa memasak air, hari ini pula nenek tidak bisa mendapatkan semangkok beras, kamu yang sabar ya nak…Mungkin saja besok Tuhan akan memberikan rizki yang lebih…jawab nenek dengan isak tangis yang lirih,  yang Ryan pun tidak kuasa untuk menahannya dari kedua pelupuk matanya.
 
Ryan : Nek hari ini, meski sesuap nasi tak bisa masuk kedalam perut, tapi nenek sudah memasak air, untuk menjadi teman perut yang keroncongan. kata Ryan untuk menyabarkan sang nenek.

Ryan pun memeluk tubuh sang nenek…Nek Ryan pasti sabar, yang penting semangat dalam dada masih ada untuk menjalani hidup ini.

Posting Komentar

0 Komentar