Wacana klasikal yang
menjadi topic obrolan di kalangan aktivis
organisasi mahasiswa di beberapa perguruan tinggi swasta dan negeri di
jember saat ini adalah realitas mahasiwa yang kurang berminat terhadap
organisasi .pola pikir (mindset) mahasiswa yang cenderung hedonis dan praktis
adalah salah satu faktornya.
Mudahnya mengakses
informasi seiring dengan kemajuan teknologi pun sudah tidak dapat dihindari lagi, siapa yang menguasai informasi, maka ia yang akan menjadi seorang pemenang.
Kita paling mengerti dan paham apa masalah yang sebenarnya terjadi pada
rumah tangga kita.namun kemudian masalah-masalah tersebut jangan di jadikan
topik pembicaraan yang sellalu di didiskusikan tanpa ada jalan keluar dan
solusi. Semuanya
punya hak untuk berbicara ,hak untuk mengukakan pendapan dan yang terpenting
adalah semuanya harus merasa
punya kewajiban untuk memperbaiki. Jagan
kita selalu menari dan menikmati dari
mengorek dan membongkar borok sendiri yang memang sudah tidak enak
dirasakan . Teman pernah berkata Sebaik apapun yang kita lakukan pasti akan
menuai kritik” . kondisi ini memang parah mungkin saja lebih parah dari yang
pernah di bayangkan tapi siapa yang akan lebih dulu bangkit dari keterpurukan
ini,anggotakah, penguruskah ataukah seperti biasanya menyalahkan semuanya. Kondisi HMI tidak dapat di selesaikan dengan
dengan mengadu wacana, argument dan diskusi panjang tentang masalah-masalahnya
namun kita butuh orng yang membawa kebaruan
tidak peduli apakah mereka orang baru maupun lama.
Tantangan kedepan bagi organisasi kemahasiswaan tidak hanya HMI juga
organisasi kemahasiswaan lain adalah kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat
seperti pisau bermata dua bagi organisasi kemahasiswaan seperti HMI, di satu
sisi memudahkan pencarian informasi dan aspek ilmu pengetahuan,namun di sisi
yang lain menjadikan organisasi-organisasi ini kurang di minati oleh mahasiswa
jika tidak di barengi dengan menagerial organisasi yang modern dan baru
sehingga tetap menjadi pilihan utama mahsiswa untuk menimba ilmu dan berproses.
Selain itu tantangan terberat kedua yakni mahasiswa yang kuliah di dalam negeri
harus bersaing dengan mahasiswa lulusan luar negeri seperti mesir,arab
saudi,india, dan beberapa universitas yang ada di eropa.
Selain masalah yang datang dari luar (eksternal) juga terdapat persoalan
yang datang dari dalam (internal) yang secepatnya harus diselesaikan dengan
arif dan bijak demi keberlanjutan Himpunan kedepan. Pertama, militansi kader yang lemah,bagaimanapun jika militansi
anggota lemah maka sangat menghambat program yang telah direncanakan oleh
pengurus di semua tingkat organisasi (PB,cabang, komisariat). Militansi seharusnya
di bentuk pada tataran komisariat karena pada tingkatan ini kader masih belum
banyak bersentuhan dengan aktifitas-aktifitas di luar organisasi maupun
kegiatan intra kampus. Maka kudu segera mencari formulasi yang betul-betul baru
untuk meningkatkan melitansi kader. Pendekatannya tentu bukan hanya lewat
diskusi dan sharing namun kader harus
diberi ruang untuk mewujudkan kreatifitas mereka dengan menyediakan
fasilitas-fasilitas yang mendorong mereka berkarya.
Kedua, regenerasi yang kurang diperhatikan, maksud regenerasi
yang kurang mendapat perhatian adalah HMI selalu memandang kuantitas menjadi urutan
kedua setelah kualitas meskipun bagi HMI keduanya dirasa sama sama penting.
Sejarah mencatat saat masa “keemasan” HMI tahun 60an betapa himpunan begitu
solid,kokoh dan terus berkembang, tidak lepas dari keseimbangan antara kualitas
yang dihasilkan dan juga kuantitas maksimal. Dampak yang nyata dirasakan saat
pemilihan pimpinan di komisariat selalu tampak seperti dipaksakan karena memang
minimnya calon potensial yang bisa di jadikan pemimpin. Hal tersebut jelas
mengindikasikan HMI kurang siap dalam hal regenerasi kader.
Oleh karena itu HMI
perlu melakukan upaya-upaya yang konstruktir demi proses berjalannya kaderisasi,
dan menjadikan genarasi muda mampu berperan dan berkonstribusi bagi
keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara ini.
Penulis : Ahmad Efendi
Mahasiswa STAIN Jember
Jurusan Dakwah
Semester VIII
Aktif Di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sunan Ampel